Permintaan Global Turun, Aktivitas Ekspor dan Impor di China Tertekan



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Permintaan global yang terus turun membuat aktivitas ekspor China anjlok pada Juli. Tak hanya itu, permintaan dalam negeri China juga melemah membuat impor juga melemah.

Data Bea Cukai China memaparkan, aktivitas ekspor China turun 14,5% pada Juli dari periode sama tahun sebelumnya. Ini menjadi penurunan terburuk sejak Februari 2020. Sementara impor China turun 12,4%. Sementara surplus perdagangan China US$ 80,6 miliar. Realisasi ekspor dan impor China lebih buruk dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.

"Kemerosotan impor yang semakin dalam merupakan cerminan dari permintaan domestik yang lemah," kata Zhang Zhiwei, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Ltd seperti dikutip Bloomberg. Dia menambahkan, tingkat konsumsi dan investasi China pun mungkin masih akan lemah. 


Baca Juga: Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,17%, Kemenkeu: Di Atas Ekspektasi Pasar

Pemulihan ekonomi China tahun ini seharusnya bisa ditopang permintaan domestik yang kuat. Namun, pasar perumahan yang merosot memukul sektor konstruksi. Efeknya angka impor China terus turun dalam lima bulan berturut-turut. 

Beberapa ekonom juga mengaitkan harga komoditas yang jatuh membuat impor China jatuh. Atau ini berarti pabrik-pabrik China masih membeli bahan tapi harga belinya lebih rendah. Misalnya, nilai impor minyak mentah turun lebih dari 12% dalam tujuh bulan pertama tahun 2023 dari tahun lalu. Namun secara volume minyak mentah justru melonjak sekitar 12% pada waktu yang sama.

Bank sentral China, PBOC pada hari Selasa juga menyebut jika yuan berada pada level terlemah dalam hampir sebulan. PBOC memutuskan untuk menoleransi pelemahan yuan terhadap mata uang asing. PBOC membiarkan fluktuasi yuan agar tetap menguntungkan perekonomian. "Mata uang yang lebih lemah dapat memberikan lebih banyak dukungan untuk ekspor," kata Ken Cheung, Kepala Strategi Asia FX Mizuho Bank Ltd.

Negara yang paling terpukul karena penurunan permintaan China adalah Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Afrika Selatan, dan Kanada yang turun hingga dua digit. Itu menunjukkan selera yang rendah untuk produk elektronik dan mineral. Impor dari AS turun 11,2%, sementara impor dari UE turun 3%.

Baca Juga: Selain Prediksi Ekspor China Melorot, Pelaku Pasar Hari Ini Menanti Pengumuman Ini

Ekspor China juga berkurang karena permintaan dari luar negeri yang melambat. Pengiriman ke AS anjlok 23,1% pada Juli. Sementara ekspor ke pasar lain termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Asean, UE, Brasil, dan Australia juga turun dua digit.

Editor: Avanty Nurdiana