Permintaan India dan China diramal pulih, prospek CPO makin terang di semester II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya permintaan crude palm oil (CPO) dari India dan China diyakini mampu menjaga sentimen positif harga minyak sawit mentah hingga akhir tahun. Mengutip laman Bursa Malaysia Senin (1/9), harga CPO untuk kontrak September 2020 dibuka pada level RM 2.830 per ton dengan settlement price di level RM 2.845 per ton. 

Analis Andy Wibowo Gunawan mengatakan, permintaan CPO dari India dan China cenderung akan meningkat di semester II-2020. Meskipun digerus dampak pandemi Covid-19, impor CPO di India dan China masih akan bertumbuh di sisa tahun ini. Prediksi dia, impor CPO India setahun penuh bakal turun menjadi 5,8 juta ton atau sekitar 11% yoy, sedangkan impor CPO China diyakini turun dalam atau sekitar 15% menjadi 6,4 juta ton. 

"Setelah memperhitungkan efek pandemi Covid-19, kami optimistis bahwa impor India dan China bakal kembali meningkat di 2021 masing-masing menjadi 6,1 juta ton dan 6,7 juta ton," kata Andy kepada Kontan.co.id, Senin (31/8).


Baca Juga: Kebijakan bea keluar 0% menggiring harga CPO ke level RM 3.100

Di samping itu, secara musiman jumlah produksi di CPO di semester II-2020 cenderung lebih tinggi dibandingkan semester sebelumnya. Andy mengatakan, ekspor CPO Malaysia di semester I-2020 mencapai 7,8 juta ton dan diharapkan bertambah sebanyak 8,7 juta ton di semester II-2020. 

Dengan begitu, produksi CPO Malaysia di sepanjang 2020 diprediksi mencapai 19,4 juta ton di akhir 2020. Angka tersebut turun 500.000 ton dari proyeksi sebelumnya. Produksi CPO Malaysia diramal pulih atau meningkat di 2021 menjadi 19,6 juta ton. 

Di sisi lain, Andy memperkirakan ekspor CPO Malaysia secara year on year (yoy) bakal turun 11% menjadi 16,5 juta ton setahun penuh 2020. Sedangkan untuk 2021, diprediksi jumlahnya meningkat menjadi 17,3 juta ton. 

Baca Juga: Fokus pada perkembangan Covid-19, tren CPO masih positif

Andy menilai fenomena curah hujan yang lebih tinggi beberapa waktu lalu di Kalimantan dan Sulawesi sedikit berpotensi memengaruhi pasokan CPO Indonesia di sisa 2020. Apalagi, beberapa daerah di wilayah Kalimantan sempat dikabarkan banjir sehingga berpotensi menekan produksi CPO Indonesia di 2020 menjadi 42,5 juta ton. 

"Namun, kami memprediksi produksi CPO setahun penuh Indonesia masih mampu meningkat menjadi 43 juta ton. Itu karena adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan oleh orang Indonesia karena pandemi Covid-19 di semester-I 2020," kata dia. 

Sementara itu, Andy mengungkapkan langkah pemerintah yang telah merevisi target konsumsi biodiesel B30 dari 9,6 miliar liter hingga 8 miliar liter bakal terealisasi tahun ini. Untuk itu, Andy juga mempertahankan prediksi harga CPO global di 2020 pada level RM 2.500 per ton, dan tahun depan menjadi RM 2.600 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati