Permintaan India tinggi, harga CPO naik



JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) kembali terangkat. Ekspektasi peningkatan permintaan CPO dari India di tahun ini menjadi salah satu penyebabnya.

Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia untuk kontrak pengiriman Mei 2013, Kamis (7/3) pukul 15.30 WIB, naik 1,04% menjadi RM 2.424 per ton. Namun dalam sebulan, harga CPO tercatat melemah sebesar 5,60%.

Sejak awal pekan ini, harga CPO cenderung tertekan lantaran persediaan CPO di negara-negara produsen masih berlebih. Selain itu, rencana India yang akan meningkatkan pajak impor CPO untuk melindungi produsen di dalam negeri mereka,  ikut menekan harga CPO.


India siap mengerek pajak impor setidaknya dua kali dalam setahun. Negara konsumen CPO terbesar kedua setelah China ini kemungkinan akan meningkatkan pajak impor hingga 10% di April atau Mei. Sebelumnya tarif pajak impor CPO India sebesar 2,5%. Lalu Agustus atau September, India akan kembali menaikkan pajak CPO hingga 20%.

Namun, Ruchi Soya Industries Ltd., importir CPO terbesar di India memperkirakan, impor CPO India di tahun ini berpotensi meningkat sebesar 12%.  Ini jadi angin segar bagi harga CPO. "Tahun ini impor CPO bisa naik menjadi 8,5 juta ton dibanding tahun lalu," ujar Dinesh Shahra kepada Bloomberg.

Cenderung sideways

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures, mengatakan, pasar masih wait and see soal rilis data persediaan kedelai, sebagai subsitusi kelapa sawit.

Tapi, meski India akan meningkatkan pajak impor CPO, permintaan di dalam negeri India belum bisa terpenuhi oleh produsen lokal. "Sehingga impor masih bisa naik tahun ini,” kata Ariana.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri menambahkan, sentimen negatif bagi harga CPO memang masih dari persediaan CPO di Indonesia dan Malaysia yang berlebih. Di akhir Januari, stok CPO Indonesia mencapai 3,5 juta ton dan di Malaysia sebesar 2,5 juta ton.

Kiswoyo melihat, harga CPO masih akan tekanan dalam jangka pendek. Tapi pergerakan harga cenderung naik untuk jangka panjang. Secara teknikal, Ariana melihat ada sinyal bearish harga CPO. Guppy multiple moving average (GMMA) yang diwakili exponential moving average (EMA) jangka pendek dan jangka panjang, membentuk celah turun.

Prediksi Ariana, harga CPO untuk sepekan ke depan relatif sideways di kisaran 2.305 – RM 2.488 per ton. Proyeksi Kiswoyo, harga CPO bisa rebound di kisaran RM 2.400 – RM 2.500 per metrik ton dalam sepekan.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini