Permintaan IPO Sido Muncul tiga lipat dari target



JAKARTA. Kondisi pasar saham yang sedang tak stabil, tidak membuat hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Sido Muncul melempem. Permintaan saham perdana Sido Muncul ini justru kelebihan permintaan alias oversubscribed tiga kali lipat dari target.

Perusahaan yang bakal menyandang kode SIDO ini melepas IPO 1,5 miliar unit saham atau setara 10% dari modal ditempatkan. Harga IPO Sido Muncul sebesar Rp 580 per saham. Harga tersebut terbilang di level tengah dari penawaran awal Rp 540-Rp 660 per saham. "Situasi sedang tak bagus. Tapi permintaannya luar biasa banyak," ungkap Michael Steven, Direktur Utama Kresna Graha Sekurindo, selaku penjamin emisi.

Dari IPO ini, SIDO berpotensi meraup dana Rp 870 miliar. Dana hasil IPO sebesar 56% atau Rp 487,2 miliar akan digunakan modal kerja dan 42% setara Rp 365,4 miliar untuk investasi. Sisanya, 2% atau Rp 17,4 miliar untuk mengembangkan teknologi.


Michael mengklaim, sebagian besar pembeli saham perdana Sido Muncul dari luar negeri, yakni investor dari Eropa dan Asia. "Mereka mempunyai perwakilan di Singapura, Kuala Lumpur, dan Hong Kong," kata dia.

Proses IPO ini akan memasuki masa penawaran umum pada 9 Desember-12 Desember. Penjatahan 16 Desember, distribusi saham dan pengembalian uang akan berlangsung 17 Desember. Adapun pencatatan saham pada 18 Desember.

Direktur Utama Sido Muncul, Irwan Hidayat menyebut, karyawan juga mengeksekusi penjatahan IPO perusahaan. "Sekitar 1.000 orang ikut membeli," ungkap dia.

Analis MNC Securities, Reza Nugraha bilang, wajar bila IPO Sido Muncul kelebihan permintaan. Sebab, Sido Muncul adalah perusahaan dengan pangsa pasar besar dan dikenal masyarakat. Sebagian besar investor asing juga tertarik pada pengobatan herbal.

Analis Reliance Securities, Hansen Teguh dalam risetnya 20 November 2013, menghitung, price book value (PBV) Sido Muncul tercatat sekitar 6,8 kali. Angka tersebut lebih tinggi dibanding PBV kompetitor seperti, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di 6,7 kali, PBV PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebesar 2,9 kali. "Ini indikator harga saham yang ditawarkan pada harga premium," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana