KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membawa berkah bagi emiten produsen plastik dan kemasan. Salah satunya PT Panca Budi Idaman Tbk (
PBID). Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim mengatakan, selama semester pertama 2021, terdapat peningkatan permintaan terutama terhadap kemasan plastik dan kemasan kertas seperti dus kue dan kertas nasi. “Karena di masa PSBB banyak online food delivery atau pembelian makanan secara takeaway,” terang Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (21/7).
Meski tidak menyebut angka spesifik, Lukman mengatakan pertumbuhan permintaan plastik PBID masih seiring dengan kenaikan permintan industri. Lukman mengatakan, produksi PBID tidak berdampak di tengah pemulihan harga minyak mentah yang menjadi bahan baku plastik. Pasalnya, sekarang ini, bahan baku bijih plastik bisa berasal dari gas, natural gas, hingga batubara, jadi tidak hanya tergantung dari minyak bumi.
Baca Juga: Harga Kemasan Naik 7%, Melenjitnya Harga Minyak Dunia Jadi Biang Keladi “Kami telah mengantisipasi sebelumnya dengan bekerjasama dengan lebih dari 20 supplier petrochemical untuk mencari raw material yang lebih kompetitif. Sehingga tidak ada pengaruh di produksi dan distribusi,” sambung dia.
PBID menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong kinerja tahun ini, diantaranya memperluas pangsa pasar dan jaringan distribusi. Saat ini, PBID sudah menguasai pangsa pasar DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ke depan, PBID akan memperluas penetrasi pasar di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan, tidak menutup kemungkinan PBID akan memperkuat pemasaran di luar Pulau Jawa. Lukman mengatakan wilayah-wilayah ini masih cukup potensial untuk terus digarap dan dikembangkan. Selain itu, PBID juga terus meningkatkan kualitas produk dan brand value, meningkatkan inovasi dan diversifikasi produk, melakukan efisiensi operasional, dan menjalankan protokol kesehatan yang baik. Dus, Lukman optimistis tahun ini target pertumbuhan penjualan akan tumbuh di atas 10%. Optimisme ini didasari dari pasar dan segmentasi produk plastik yang masih cukup seksi, mulai dari industri makanan hingga otomotif.
“Menurut saya, bisnis PBID termasuk dalam consumer staples yang mendukung sektor makanan serta minuman dan juga sektor lainnya. Pasti membutuhkan kemasan,” kata dia. Sebagai gambaran, PBID meraih penjualan bersih sebesar Rp 1,04 triliun pada kuartal I-2021. Angka ini naik 6,38% dibandingkan realisasi penjualan bersih pada kuartal I-2020 sebesar Rp 979,46 miliar. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PBID tumbuh 97,35%, dari semula Rp 61,55 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp 121,47 miliar pada kuartal I-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi