Permintaan kertas naik terangkat pemilu



JAKARTA. Para produsen kertas mengalap berkah dari hajatan pemilu yang digelar tahun ini. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia memperkirakan, kebutuhan kertas tahun ini akan meningkat antara 20.000 ton hingga 30.000 ton dibandingkan tahun lalu.

Misbahul Huda, Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengatakan, pertumbuhan konsumsi kertas didorong oleh peralatan untuk kebutuhan kampanye pemilu. "Tahun ini, konsumsi kertas naik sekitar 4%," ujar Misbahul, kamis (6/3).

Dibandingkan dengan kenaikan konsumsi kertas dunia, pertumbuhan kebutuhan kertas lokal lebih tinggi. Menurut Misbahul, rata-rata kebutuhan kertas setiap negara meningkat antara 0,5% sampai 2%.


Dengan kenaikan konsumsi ini, ada peluang untuk menggenjot pasar ekspor. Sehingga, selain pasar domestik, produsen kertas mendulang kenaikan omzet dari pasar ekspor. Diperkirakan kebutuhan kertas dunia akan meningkat dari 394 juta ton menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.

Sekedar gambaran, pada 2012 lalu, Indonesia berhasil mengekspor pulp sebesar 3,2 juta ton dan kertas 4,2 juta ton. Sampai akhir Desember 2013, volume ekspor pulp dan kertas mencapai 7,9 juta-8 juta ton. Pasar ekspor terbesar masih negara-negara di kawasan Asia Tenggara. "Pasar kertas di dalam negeri membaik," katanya.

Legitnya pasar kertas di dalam negeri membuat para produsen kertas semakin ekspansif. Salah satunya adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Anak usaha Asia Pulp and Paper (APP) itu akan membangun pabrik OKI Pulp and Paper.

Total nilai proyek pabrik mencapai US$ 2,63 miliar dengan kapasitas produksi pulp 2 juta ton. Sebanyak US$ 1,8 miliar berasal dari pinjaman bank dan sisanya US$ 839 juta dari setoran pemegang saham OKI. Perusahaan memasang target produksi pabrik pada kuartal kedua 2016.

Berdasarkan road map Kementerian Perindustrian, pada tahun 2013, kapasitas terpasang produksi industri pulp mencapai 7,9 juta ton. Dalam empat tahun mendatang, kapasitas produksi pulp akan naik jadi 10 juta ton. Sementara, kapasitas produksi kertas juga terkerek naik menjadi 17 juta ton di tahun 2017. Sampai akhir tahun 2013, kapasitas terpasang produksi kertas sekitar 13,9 juta ton.

Saat ini, pengembangan industri pulp dan kertas dilakukan secara kluster. Artinya, inti industri kertas di Pulau Jawa, sedangkan pengembangan industri dilakukan di sekitar Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan