Permintaan KPR melambat, asuransi properti tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi akibat pandemi turut menekan bisnis asuransi properti sepanjang tahun ini. Apalagi permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) terus melambat di tengah pandemi.

PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) melihat prospek asuransi properti sepanjang 2020 bakal tertekan. Hal ini tak terlepas dari pengetatan penyaluran KPR di berbagai bank di Indonesia.

Wakil Direktur Utama PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Nicolaus Prawiro mengatakan, perusahaan akan melihat kondisi pada semester kedua 2020 untuk mengambil langkah merevisi atau tidak lini bisnis ini.

Baca Juga: Lima emiten asuransi umum masih raup pertumbuhan laba sepanjang 2019

“Kami masih menunggu Juni 2020 dulu, tapi rasanya pasti akan berpengaruh bagi bisnis asuransi properti, karena pengetatan kredit KPR dari bank. Kuartal I-2020 tahun ini turun hampir 20% dibandingkan periode yang sama di 2019 untuk lini bisnis asuransi properti,” ujar Nicolaus,a Jumat (24/4).

Guna meningkatkan lini bisnis ini, Nicolaus bilang bakal mengoptimalkan penjualan melalui media online, agen, dan broker. Ia bilang perusahaan mulai fokus mempertahankan premi yang ada. Salah satu caranya adalah memperbanyak jualan di daerah.

Ia menyatakan hingga saat ini, ACPI memiliki 37 kantor cabang yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Yang terbaru, perusahaan membuka kantor cabang di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) guna menggarap potensi di ibu kota negara baru nantinya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti atau harta benda masih menjadi kontributor dominan untuk total premi nasional asuransi umum.

“Namun sepertinya akan ada penurunan premi kedua lini bisnis tersebut karena dampak penyebaran Covid-19. AAUI belum bisa menghitung angka-angkanya karena masih belum mendapatkan data triwulan pertama 2020,” ujar Dody kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Klaim asuransi properti naik, laba ASDM turun jadi Rp 27,83 miliar di 2019

Sebelumnya, AAUI mencatat pendapatan premi kendaraan bermotor tumbuh 0,3% yoy dari Rp 18,67 triliun menjadi Rp 18,73 triliun pada akhir 2019. Adapun pendapatan asuransi properti tumbuh 9,7% yoy dari Rp 19,03 triliun di 2018 menjadi Rp 20,88 triliun pada 2019.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pendapatan premi perusahaan asuransi umum Rp 7,69 triliun pada Januari 2020. Nilai itu masih tumbuh 16,69% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan Januari 2019 senilai Rp 6,59 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi