KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa permintaan pembiayaan baru korporasi pada bulan Juli 2022 terindikasi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 20,5%, lebih tinggi dari SBT Juni 2022 sebesar 16,4%. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan permintaan kredit korporasi itu didorong oleh meningkatnya permintaan dari sektor pertanian, perdagangan, serta reparasi mobil dan motor terutama untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban jatuh tempo, dan mendukung pemulihan permintaan domestik. Peningkatan pembiayaan bersumber dari dana sendiri masih menjadi mayoritas pembiayaan, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari penambahan kredit baru dari perbankan dan penjualan aset tetap non produktif terindikasi melambat. "Pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi aspek kemudahan dan kecepatan memperoleh dana, lalu biaya yang lebih murah dan optimalisasi fasilitas exisiting," jelas Erwin dalam hasil survei yang dirilis pada Kamis (18/8).
Permintaan Kredit Baru di Segmen Korporasi Bulan Juli Meningkat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa permintaan pembiayaan baru korporasi pada bulan Juli 2022 terindikasi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 20,5%, lebih tinggi dari SBT Juni 2022 sebesar 16,4%. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan permintaan kredit korporasi itu didorong oleh meningkatnya permintaan dari sektor pertanian, perdagangan, serta reparasi mobil dan motor terutama untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban jatuh tempo, dan mendukung pemulihan permintaan domestik. Peningkatan pembiayaan bersumber dari dana sendiri masih menjadi mayoritas pembiayaan, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari penambahan kredit baru dari perbankan dan penjualan aset tetap non produktif terindikasi melambat. "Pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi aspek kemudahan dan kecepatan memperoleh dana, lalu biaya yang lebih murah dan optimalisasi fasilitas exisiting," jelas Erwin dalam hasil survei yang dirilis pada Kamis (18/8).