KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masih mampu mengelola likuiditas dengan kecukupan pemenuhan indikator risiko likuiditas dan optimalisasi pendanaan yang dimiliki. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan saat ini kondisi likuiditas Bank Mandiri sangat terjaga dengan baik yang dapat dilihat dari realisasi rasio-rasio likuiditas. “Mulai dari pemenuhan Giro Wajib Minimum yang selalu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Liquidity Coverage Ratio (LCR) per 31 Desember 2021 sebesar 200.56% (Bank Only) di atas ketentuan minimal 100% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 126.20% (Bank Only) di atas ketentuan minimal 100%,” ungkap Rudi kepada Kontan.co.id pada Rabu (16/1). Adapun, per Desember 2021 total Surat Berharga Negara yang dimiliki Bank Mandiri mencapai Rp 235.8 triliun (bank only). Rudi bilang pertumbuhan posisi Surat Berharga Negara diproyeksikan melandai seiring mulai meningkatnya permintaan kredit yang sejalan dengan perbaikan ekonomi di 2022.
Permintaan Kredit Meningkat, Bank Mandiri Proyeksikan Penempatan Dana di SBN Melandai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masih mampu mengelola likuiditas dengan kecukupan pemenuhan indikator risiko likuiditas dan optimalisasi pendanaan yang dimiliki. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan saat ini kondisi likuiditas Bank Mandiri sangat terjaga dengan baik yang dapat dilihat dari realisasi rasio-rasio likuiditas. “Mulai dari pemenuhan Giro Wajib Minimum yang selalu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Liquidity Coverage Ratio (LCR) per 31 Desember 2021 sebesar 200.56% (Bank Only) di atas ketentuan minimal 100% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 126.20% (Bank Only) di atas ketentuan minimal 100%,” ungkap Rudi kepada Kontan.co.id pada Rabu (16/1). Adapun, per Desember 2021 total Surat Berharga Negara yang dimiliki Bank Mandiri mencapai Rp 235.8 triliun (bank only). Rudi bilang pertumbuhan posisi Surat Berharga Negara diproyeksikan melandai seiring mulai meningkatnya permintaan kredit yang sejalan dengan perbaikan ekonomi di 2022.