KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum terlihat sinyal pemulihan ekonomi dan juga permintaan kredit, membuat bank masih akan mengoleksi surat berharga dibandingkan memaksa ekspansi kredit. Strategi ini tahun lalu jadi andalan perbankan buat mengelola likudiitas mereka. Hal tersebut terbukti dari kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh perbankan yang tumbuh sampai lebih dari dua kali lipat tahun lalu. Sampai akhir tahun lalu, Kementerian Keuangan mencatat, perbankan memiliki SBN senilai Rp 1.357 triliun atau setara 35,54% dari total SBN beredar. Nilai tersebut meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan akhir 2019 senilai Rp 581 triliun atau setara 21,12% total SBN beredar. Sementara hingga 21 Januari 2021, nilai kepemilikan SBN oleh perbankan juga telah mencapai Rp 1.534 triliun, atau telah tumbuh 13,04%.
Permintaan kredit seret, bank memperbesar penempatan dana di surat berharga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum terlihat sinyal pemulihan ekonomi dan juga permintaan kredit, membuat bank masih akan mengoleksi surat berharga dibandingkan memaksa ekspansi kredit. Strategi ini tahun lalu jadi andalan perbankan buat mengelola likudiitas mereka. Hal tersebut terbukti dari kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh perbankan yang tumbuh sampai lebih dari dua kali lipat tahun lalu. Sampai akhir tahun lalu, Kementerian Keuangan mencatat, perbankan memiliki SBN senilai Rp 1.357 triliun atau setara 35,54% dari total SBN beredar. Nilai tersebut meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan akhir 2019 senilai Rp 581 triliun atau setara 21,12% total SBN beredar. Sementara hingga 21 Januari 2021, nilai kepemilikan SBN oleh perbankan juga telah mencapai Rp 1.534 triliun, atau telah tumbuh 13,04%.