Permintaan Kuat, Harga Emas Masih Berpotensi Melaju



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mencapai rekor tertinggi baru (all time high/ATH) di US$ 2.537 per ons troy pada Jumat (16/8). Tren kenaikan harga emas diperkirakan masih akan berlanjut.

Research and Development ICDX, Darren Al Taqy Megantoro mengatakan kilau emas didorong statusnya sebagai safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Kenaikan harga emas itu merupakan kewajaran karena permintaan emas juga meningkat selama sebulan terakhir.

"Permintaan meningkat akibat optimisme pasar akan penurunan suku bunga serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).


Di sisi lain, rekor tertinggi harga emas akan mendorong aksi profit taking dari pasar.

Analis Finex Bisnis Solusi Future, Brahmantya Himawan mencermati, harga emas telah berpijak pada level psikologis baru pada kisaran harga US$ 2.500 per ons troy. Sehingga, harga tersebut berpotensi menjadi area resistensi, yang mana para pedagang memilih untuk mengambil keuntungan dari pasar.

Baca Juga: Harga Emas Spot Dekati Level Bersejarah US$2.500 pada Senin (19/8)

Terpantau, harga emas spot telah terkoreksi 0,39% ke US$ 2.527 per ons troy pada Senin (19/8) pukul 18.11 WIB. "Ini koreksi sehat akibat profit taking, tetapi perlu diingat bahwa tren harga emas masih dalam jalur naiknya," sebutnya.

Brahmantya mengatakan, permintaan emas yang besar akibat keadaan saat ini, serta banyaknya bank-bank sentral besar seperti People's Bank of China (PBOC) sudah memborong emas sejak November 2022. Hal tersebut memberikan pengaruh kepada bank sentral lain untuk melakukan hal yang sama.

Karenanya, ia memproyeksikan harga emas masih akan melambung dengan target di US$ 2.575 - US$ 2.700 per ons troy. Secara teknikal, Darren melihat support saat ini beralih ke area US$ 2.490 dan resistance terdekat berada di area US$ 2.510 per ons troy.

"Support terjauhnya berada di area US$ 2.475 hingga ke area US$ 2.445 per ons troy, sementara untuk resistance terjauhnya berada di area US$ 2.515 hingga ke area US$ 2.525 per ons troy," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat