KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Permintaan pembiayaan modal usaha khususnya terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kuartal I-2024 mulai terlihat bergairah seiring dengan beberapa faktor yang menjadi sentimen positif bagi usaha mikro dan menengah usai Pemilu yang berbarengan dengan momentum Ramadan dan Lebaran. Pengamat Perbankan, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memproyeksikan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu tumbuh di kisaran 11% secara tahunan. "Menurut saya momen lebaran ini dapat meningkatkan penyaluran kredit KUR dan didukung juga dengan situasi yang aman dan kondusif pasca pemilu dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit KUR," kata dia kepada Kontan, Kamis (28/3).
Baca Juga: Pemilik Warung Kecil Rasakan Manfaat KUR BRI Di perbankan sendiri, pengajuan KUR telah menunjukkan gairahnya dari pada debitur. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, sebagai bank yang mendapatkan kuota penyaluran KUR terbesar pada tahun 2024 yakni sebesar Rp 165 triliun, banknya
wong cilik ini sudah mencatat permintaan KUR baru di awal kuartal pertama tahun ini. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, selama periode Januari sampai Februari 2024, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 27,2 triliun kepada 561.000 debitur. Jika dihitung, penyaluran tersebut sekitar 16,5% dari total jatah KUR yang disalurkan BRI tahun ini. Lebih lanjut Supari mengatakan, pihaknya optimis bisa mencapai target dari penyaluran KUR tahun ini dengan menerapkan strategi bisnis berkelanjutan. "Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," kata Supari kepada Kontan, Kamis (28/3). Supari juga menjelaskan, strategi yang selama ini dilakukan melalui konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro yang merupakan financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah, ini akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program-program pemberdayaan yang digagas BRI, seperti Desa BRILiaN, Klasterkuhidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM (platform pemberdayaan online). "Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya memberikan
one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya bidang keuangan, tetapi juga non-keuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM," lanjut Supari. Sementara itu bank pelat merah yang juga mencatatkan penyaluran KUR baru di awal tahun ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). BNI sendiri mendapatkan jatah kuota KUR sebanyak Rp 18 triliun tahun ini. General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Sunarna Eka Nugraha mengatakan tahun ini pihaknya memproyeksikan penyaluran KUR pada kuartal I/2024 akan mencapai Rp 3,3 triliun kepada lebih dari 15.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Perseroan tetap optimis untuk dapat menyalurkan KUR sesuai dengan alokasi yang diberikan Pemerintah di tahun 2024," kata dia kepada Kontan, Kamis (28/3).
Baca Juga: Pemerintah Targetkan KUR Tahun Ini Capai Rp 300 Triliun, Begini Respons Perbankan Dari sisi kualitas, Sunarna juga menyebut di mana pihaknya berkomitmen untuk menjaga kualitas portofolio KUR BNI dengan target rasio kredit bermasalah (NPL) tidak melebihi 1%.
Adapun dalam rangka mendorong percepatan penyaluran KUR, Sunarna menjelaskan langkah-langkah strategi BNI sepanjang tahun 2024. "Strategi kami untuk KUR terutama pada
selected market dengan menggarap
value chain korporasi, nasabah potensial, digital ecosystem, dan mitra kerja sama. Selain itu, standarisasi proses dengan digitalisasi
end-to-end proses kredit diharapkan dapat mendorong penyaluran KUR BNI secara tepat dan berkualitas," kata dia. Sunarna juga mengatakan, momen setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Ramadan menjadi katalis positif yang akan mendorong usaha mikro untuk mengalami peningkatan yang diakibatkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Alhasil, ini hal ini tentunya akan menjadi peluang dalam penyaluran KUR bagi UMKM di sektor tertentu seperti makan-minuman, pakaian dan sektor produktif lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .