JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang terus terpuruk terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ke titik terendah sejak Mei 2009 rupanya belum membuat khawatir para pebisnis kawasan industri. Menurut kalangan pebisnis kawasan industri, penjualan lahan industri masih terbilang aman hingga detik ini, terutama untuk kawasan industri besar yang berada di koridor Jakarta sampai Cikampek. "Pengaruhnya praktis tidak ada. Pasalnya, transaksi jual beli sebagian besar lahan industri sudah menggunakan mata uang dollar AS," ujar Sanny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) kepada KONTAN, Rabu (21/8). Apabila terjadi penurunan penjualan lahan industri, menurut Sanny, hal itu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang lain. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi, dan kenaikan upah tenaga kerja. Kondisi itu memaksa perusahaan lebih berhati-hati dalam berekspansi, termasuk untuk membeli lahan industri.
Permintaan Lahan Industri Masih Stabil
JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang terus terpuruk terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ke titik terendah sejak Mei 2009 rupanya belum membuat khawatir para pebisnis kawasan industri. Menurut kalangan pebisnis kawasan industri, penjualan lahan industri masih terbilang aman hingga detik ini, terutama untuk kawasan industri besar yang berada di koridor Jakarta sampai Cikampek. "Pengaruhnya praktis tidak ada. Pasalnya, transaksi jual beli sebagian besar lahan industri sudah menggunakan mata uang dollar AS," ujar Sanny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) kepada KONTAN, Rabu (21/8). Apabila terjadi penurunan penjualan lahan industri, menurut Sanny, hal itu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang lain. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi, dan kenaikan upah tenaga kerja. Kondisi itu memaksa perusahaan lebih berhati-hati dalam berekspansi, termasuk untuk membeli lahan industri.