Permintaan lelang sukuk diprediksi capai Rp 10 T



JAKARTA. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) diprediksi membawa sentimen positif pada lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (5/4).

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan turunnya harga BBM disertai pemangkasan tarif angkutan umum bakal berdampak positif terhadap laju inflasi. Akibatnya, pasar obligasi menjadi menarik.

Dia memperkirakan pemerintah akan mengalami kelebihan permintaan lebih dari dua kali dari target indikatif sebesar Rp 4 triliun. "Prediksi permintaan akan berkisar Rp 7 triliun hingga Rp 10 triliun," ujar Nico, Kamis (31/3).


Disamping itu, lelang juga akan dipengaruhi oleh pidato Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Janet Yellen yang memberi sinyal bakal meninjau kembali kenaikkan suku bunga acuannya, fed rate pada bulan April.

Kondisi ini berdampak positif bagi pasar obligasi domestik. "Harga obligasi mengalami kenaikan setelah Yellen pidato," tutur Nico.

Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan satu seri anyar dan tiga seri lawas. Antara lain, seri SPN-S06102016 (new issuance) berjangka waktu enam bulan dan akan jatuh tempo 6 Oktober 2016. Seri ini menggunakan underlying asset barang milik negara (BMN) berupa tanah dan bangunan.

Kemudian, seri PBS006 (reopening) yang akan jatuh tempo 15 September 2020. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 8,25%.

Seri PBS009 (reopening) yang akan jatuh tempo 25 Januari 2018 ditawarkan dengan imbalan 7,75%. Lalu, seri PBS011 (reopening) akan jatuh tempo 15 Agustus 2023 ditawarkan dengan imbalan 8,75%.

Serta seri PBS012 yang akan jatuh tempo 15 November 2031 dengan imbalan 8,87%. Keempat seri PBS tersebut menggunakan aset dasar proyek atau kegiatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto