KONTAN.CO.ID - Sotheby’s dan Christie’s, tengah menghadapi tekanan berat akibat pelemahan pasar seni global. Sotheby’s mencatat penurunan pendapatan hampir 20% dan kerugian sebelum pajak sebesar US$ 247,9 juta pada 2024, di tengah lesunya penjualan karya seni dan barang mewah. Christie’s menutup departemen seni digital setelah dua tahun beroperasi, menyusul performa lelang NFT yang rendah dan pasar Web3 yang belum stabil. Kedua perusahaan kini menyesuaikan strategi bisnis. Dua balai lelang seni paling berpengaruh di dunia, Sotheby’s dan Christie’s, menghadapi tekanan besar akibat lesunya pasar seni global, baik di segmen tradisional maupun digital. Sotheby’s mencatat kerugian sebelum pajak US$ 247,9 juta pada 2024, sementara Christie’s secara mengejutkan menutup departemen seni digital yang sempat menjadi pionir dalam lelang karya NFT dan seni berbasis teknologi blockchain. Penurunan minat kolektor, menurunnya volume lelang, serta volatilitas pasar digital dan aset kripto menjadi tantangan utama yang kini memaksa kedua raksasa lelang tersebut menyesuaikan strategi bisnis mereka.
Permintaan Lesu, Balai Lelang Seni Top Dunia Restrukturisasi
KONTAN.CO.ID - Sotheby’s dan Christie’s, tengah menghadapi tekanan berat akibat pelemahan pasar seni global. Sotheby’s mencatat penurunan pendapatan hampir 20% dan kerugian sebelum pajak sebesar US$ 247,9 juta pada 2024, di tengah lesunya penjualan karya seni dan barang mewah. Christie’s menutup departemen seni digital setelah dua tahun beroperasi, menyusul performa lelang NFT yang rendah dan pasar Web3 yang belum stabil. Kedua perusahaan kini menyesuaikan strategi bisnis. Dua balai lelang seni paling berpengaruh di dunia, Sotheby’s dan Christie’s, menghadapi tekanan besar akibat lesunya pasar seni global, baik di segmen tradisional maupun digital. Sotheby’s mencatat kerugian sebelum pajak US$ 247,9 juta pada 2024, sementara Christie’s secara mengejutkan menutup departemen seni digital yang sempat menjadi pionir dalam lelang karya NFT dan seni berbasis teknologi blockchain. Penurunan minat kolektor, menurunnya volume lelang, serta volatilitas pasar digital dan aset kripto menjadi tantangan utama yang kini memaksa kedua raksasa lelang tersebut menyesuaikan strategi bisnis mereka.
TAG: