Permintaan lesu, pertumbuhan kredit Bank Dinar belum bersinar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) di awal tahun belum sesuai harapan. Adapun permintaan kredit di pasar yang lesu disinyalir menjadi penyebab pertumbuhan bisnis bank yang cenderung stagnan.

Tercatat hingga April 2018, pertumbuhan kredit Bank Dinar hanya tumbuh 0,80% year on year (yoy) menjadi Rp 1,32 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 1,30 triliun. Namun, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,57% menjadi Rp 1,70 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 1,56 triliun.

Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar menjelaskan, pihaknya masih dalam tahap konsolidasi. Ditambah lagi, permintaan akan kredit masih lemah hingga April 2018. Akibatnya, likuiditas berlimpah karena DPK atau dana simpanan nasabah di bank tumbuh di atas kredit.


Pihaknya pun akan menyesuaikan likuiditas dengan menjaga loan to funding ratio (LFR) di level optimal.

“Kami perlu penyesuaian DPK agar LFR dapat naik,” kata Hendra pada Kontan.co.id, Minggu (27/5). Sampai April, LFR Bank Dinar sebesar 77%, sudah naik dibanding Maret yang di posisi 72%.

Dengan kata lain, lemahnya pertumbuhan kredit membuat DPK harus agak ditekan agar likuiditas tidak terlalu longgar. Dari sisi pengelolaan dana pun lebih efisien.

Kendati demikian, pencapaian ini masih lebih baik jika melihat data pertumbuhan bank kecil dan menengah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kinerja kredit bank BUKU I dan II di Maret 2018 negatif.

Bank BUKU I yaitu bank dengan modal di bawah Rp 1 triliun, sedangkan BUKU II adalah bank bermodal Rp 1 triliun tapi tak sampai Rp 5 triliun.

Tercatat pertumbuhan kredit bank BUKU I dan BUKU II masing-masing turun 0,32% menjadi Rp 44,33 miliar dan untuk bank BUKU II turun 12,79% menjadi Rp 495,51 miliar.

Pun, DPK ikut merosot. Bank BUKU I turun 4,88% menjadi 55,35 miliar. Dan, Bank BUKU II turun 12,92% menjadi Rp 561,64 miliar.

Hendra Lie memproyeksikan, pertumbuhan akan kembali normal di semester II 2018. Harapannya, permintaan dapat terus bangkit sehingga bisnis akan terus meningkat. Pun, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 17,5% yoy di akhir tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia