Permintaan lesu, Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) revisi target kinerja tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai kuartal III-2019, PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) pesimistis dengan prospek pertumbuhan yang dicanangkan di awal tahun ini. Sebelumnya perusahaan kemasan ini mematok kenaikan pendapatan bersih sekitar 15% dibandingkan tahun sebelumnya.

Manajemen menilai saat ini permintaan tidak sebesar tahun lalu.

Herryanto Setiono Hidayat, Direktur PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk mengatakan, turunnya permintaan tak terlepas dari melemahnya konsumsi produk consumer goods.  Namun ia mengakui dengan beragamnya portofolio customer SMKL, penurunan permintaan di pasar kemasan tidak berdampak terlalu negatif bagi perusahaan.


Seperti yang diketahui, selain menyuplai kebutuhan kemasan karton produk consumer goods, SMKL juga memasok kardus alas kaki dan beberapa produk elektronik. 

Baca Juga: Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) Manfaatkan Peluang Ekspor dari Gejolak Perang Dagang

"Dengan situasi saat ini maka untuk meraih target yang telah ditetapkan tersebut agak sulit dan akan direvisi. Seberapa besarnya, kami masih menghitungnya kembali," kata Herry kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Sampai saat ini perusahaan belum mempublikasikan laporan keuangannya yang terbaru. Manajemen juga belum dapat merinci capaian kinerja bisnisnya sampai saat ini. 

Asal tahu saja, di tahun lalu SMKL membukukan pendapatan sebesar Rp 2,17 triliun, tumbuh 30% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp 1,66 triliun.  Sedangkan laba bersih naik 34% dari Rp 33,17 miliar di 2017 menjadi Rp 44,74 miliar di 2018.

Baca Juga: Perluas pasar ekspor, Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) tingkatkan produk offset

Perusahaan baru saja melantai di bursa pada pertengahan tahun ini dengan melepas 650 juta saham yang harganya Rp 193 per lembar, sehingga diperkirakan perseroan meraih dana IPO sebanyak Rp 125 miliar. Manajemen menjelaskan bahwa 40% raihan dana segar ini akan digunakan untuk modal kerja, 30% untuk pembelian mesin dan lahan baru serta 30% sisa untuk pelunasan utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi