KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Logam industri memperpanjang kerugian lantaran didorong oleh kekhawatiran perlambatan permintaan China. Harga logam utama di Bursa London dan Shanghai melemah, setelah indeks LMEX mencatat penurunan terbesar sejak 5 Desember 2017 pada Selasa (16/1). Mengutip Bloomberg, Rabu (17/1) harga aluminium di Shanghai tergerus 0,8% ke level tiga minggu di 14.630 yuan per ton. Sementara di London Metal Exchange (LME), aluminium melemah 0,1% pada pukul 7.21 waktu London. Sepanjang bulan ini, harga aluminium Shanghai jatuh 3,9%. "Harga aluminium China akan tetap lemah dalam 3-6 bulan karena pertumbuhan permintaan melambat, persediaan tetap tinggi, dan pasokan terus meningkat," kata Analis Credit Suisse Yang Luo dan Peter lewat sebuah email, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (17/1). Harga logam di Shanghai tertekan lantaran investor melikuidasi posisi, dengan posisi "open interest" pada tembaga, aluminium, seng, dan nikel kompak menurun setelah kontraksi tajam pada Selasa (16/1). Penurunan harga datang menjelang rilis data ekonomi China pada Kamis (18/1) yang seharusnya memberi lebih banyak petunjuk tentang kondisi permintaan. Helen Lau, Analis Argonaut Securities menyatakan, investor sedang mencari tanda "jelas dan positif" bahwa permintaan tembaga untuk AC atau mobil dapat mengimbangi lemahnya konsumsi dari sektor listrik.
Permintaan masih seret, harga logam industri memperpanjang koreksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Logam industri memperpanjang kerugian lantaran didorong oleh kekhawatiran perlambatan permintaan China. Harga logam utama di Bursa London dan Shanghai melemah, setelah indeks LMEX mencatat penurunan terbesar sejak 5 Desember 2017 pada Selasa (16/1). Mengutip Bloomberg, Rabu (17/1) harga aluminium di Shanghai tergerus 0,8% ke level tiga minggu di 14.630 yuan per ton. Sementara di London Metal Exchange (LME), aluminium melemah 0,1% pada pukul 7.21 waktu London. Sepanjang bulan ini, harga aluminium Shanghai jatuh 3,9%. "Harga aluminium China akan tetap lemah dalam 3-6 bulan karena pertumbuhan permintaan melambat, persediaan tetap tinggi, dan pasokan terus meningkat," kata Analis Credit Suisse Yang Luo dan Peter lewat sebuah email, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (17/1). Harga logam di Shanghai tertekan lantaran investor melikuidasi posisi, dengan posisi "open interest" pada tembaga, aluminium, seng, dan nikel kompak menurun setelah kontraksi tajam pada Selasa (16/1). Penurunan harga datang menjelang rilis data ekonomi China pada Kamis (18/1) yang seharusnya memberi lebih banyak petunjuk tentang kondisi permintaan. Helen Lau, Analis Argonaut Securities menyatakan, investor sedang mencari tanda "jelas dan positif" bahwa permintaan tembaga untuk AC atau mobil dapat mengimbangi lemahnya konsumsi dari sektor listrik.