KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) di tahun 2024 diperkirakan mampu bertumbuh. Pertumbuhan permintaan semen menjadi pendorongnya.
Anali
s Mirae Asset Sekuritas, Andreas Kristo Saragih memaparkan, INTP melaporkan volume penjualan semen sebesar 1,6 juta ton hingga Mei 2024. Hasil itu tumbuh 71,7% secara bulanan (MoM) dan 21,4% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan didorong volume penjualan di Jawa sebesar 1,08 juta ton atau tumbuh 80,7% MoM dan 25% YoY, diikuti oleh luar Jawa sebesar 0,52 juta ton atau tumbuh 55,5% MoM dan 14,4% YoY.
Adapun konsumsi semen kantong juga tumbuh positif di Jawa dan luar Jawa dengan pertumbuhan 11,1% YoY dan 8,7% YoY. Pangsa pasar bulanan mencapai 29,3%.
Pangsa pasarnya juga semakin luas berkat
masuknya Semen Grobogan. Pangsa pasar INTP di Jawa Tengah mencapai 42,4%. Selain itu, kontribusi volume semen dari Jawa Tengah mencapai 18,9% dari total. Baca Juga: INTP Catatkan Penjualan Semen 1,6 Juta ton hingga Mei 2024 Secara kumulatif,
INTP melaporkan volume penjualan semen sebesar 6,74 juta ton atau tumbuh 10,4% YoY hingga Mei 2024. Jawa tetap menjadi pendorong utama dengan total volume 4,44 juta ton, tumbuh 15,8% YoY dan sisanya berasal dari Luar Jawa sebesar 2,29 juta ton, tumbuh 1,2% YoY.
Pangsa pasar hingga Mei 2024 meningkat sebesar 2
ppt YoY menjadi 29,6%. "Secara keseluruhan, volume hingga Mei 2024 menyumbang 35,7% dari proyeksi kami, dibandingkan dengan kisaran historis tiga tahun terakhir sebesar 35%-36%," tulisnya dalam riset, Jumat (28/6). Andreas memproyeksikan tren tersebut berlanjut di Juni 2024. Sebab, didukung oleh cuaca yang lebih kering, dan percepatan kegiatan konstruksi.
Hanya saja, ia memperkirakan semen kantong akan mencatatkan pertumbuhan bulanan dan tahunan yang negatif pada Juni. Hal tersebut sebagai respon dari penyesuaian harga yang diimplementasikan pada pertengahan Mei.
Analis Kiwoom Sekuritas
, Miftahul Khaer menilai prospek INTP sepanjang tahun tetap positif. Salah satu sentimen yang cukup berpengaruh dari program pemerintah yang rencana akan mulai mencanangkan/memberlakukan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). "Kami kira secara tidak langsung membawa sentimen positif bagi sektor semen dalam negeri hal itu kami kira dikarenakan jika program ini sudah mulai berjalan akan berdampak pada industri properti dan akan meningkatkan
demand semen itu sendiri," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (11/7). Di luar sentimen tersebut, ia melihat potensi penjualan semen masih cukup menarik di tahun 2024. Khaer menyebutkan, permintaan semen domestik masih akan meningkat sebesar 65,6 juta ton pada tahun 2024.
"Peningkatan permintaan semen ini kami nilai salah satunya masih akan didorong oleh permintaan dari proyek IKN Nusantara, khususnya semen curah untuk keperluan pembangunan skala besar, yang juga akan di
-support oleh peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah," paparnya. Selain itu, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, serta angka inflasi yang terkontrol diharapkan akan menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek. Sehingga turut memberikan sentimen yang cukup positif bagi sektor ini.
Di sisi lain, tantangan
INTP masih terkait
oversupply yang menjadi PR di industri ini. Adanya pemain baru yang membuat oversupply semakin meningkat dan akan menciptakan persaingan yang ketat dari sisi harga. Untuk target jangka panjang, Khaer memproyeksikan harga saham INTP bisa menyentuh level Rp 9.000. "Meski begitu, secara momentum teknikal, kami memberikan rating akumulasi untuk saham INTP sembari menunggu kejelasan sentimen dan kinerja di akhir semester I 2024," sebutnya.
Adapun, Mirae Asset merekomendasikan buy INTP dengan target harga Rp 9.150. Pada perdagangan Kamis (11/7), harga INTP berada di Rp 7.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih