KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan terhadap produk mebel di pasar global kian meningkat. Untuk menikmati pasar yang tengah tumbuh tersebut, sejumlah eksportir mebel tengah giat-giatnya meningkatkan penjualan mereka ke pasar ekspor. Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, asosiasi optimistis tahun ini target nilai ekspor mebel US$ 2 miliar tahun 2019 ini dapat tercapai. "Sebelumnya di tahun 2018 kemarin ekspor mebel sekitar US$ 1,69 miliar," ujarnyaditemui usai pembukaan pameran mebel IFEX 2019, Senin (11/3).
Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemperin), kinerja ekspor industri mebel Indonesia dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren kenaikan. Pada tahun 2016, nilai ekspornya sebesar US$ 1,60 miliar, naik menjadi US$ 1,63 miliar di 2017. Sehingga di 2018 kemarin jika dibandingkan dengan nilai ekspor produk mebel tahun sebelumnya, ada kenaikan sekitar 4%. Kedepan, menurut Sobur, Indonesia masih berpotensi menumbuhkembangkan penjualan ekspornya dalam tahun-tahun selanjutnya. Sebagai produsen kayu dan rotan dunia, menurut HIMKI produksi Indonesia tak kalah saing dengan produk dari negara lainnya. Meski demikian usaha meningkatkan ekspor produk mebel bukan tanpa halangan. Sobur mengungkapkan, maraknya ekspor produk mentah, yakni kayu sebagai material mebel, turut mempengaruhi suplai kebutuhan pabrikan furnitur tersebut. "Hilirisasi (produk kayu) itu mutlak maka dari itu perlu keberlangsungan bahan baku. Jadi sayang sekali kalau bahan baku tersebut langsung diekspor begitu saja tanpa
added value," urainya. Selain itu, industri mebel Indonesia saat ini memerlukan asupan investasi lagi jika ingin memperlebar nilai ekspornya. HIMKI mengatakan salah satunya cara ialah berpartner dengan negara-negara lainnya untuk mau menanamkan modal kerjanya di Indonesia, agar jumlah ekspor mebel dapat ditingkatkan lagi. Selain produk mebel, produk kerajinan juga memiliki prospek bisnis sangat positif. Di tahun 2018 kemarin, menurut Sobur, nilai ekspor kerajinan mencapai US$ 800 juta dan targetnya tahun ini sekitar US$ 900 juta. Salah satu peserta IFEX 2019, PT Kudos Istana Furniture ditemui Kontan.co.id saat pameran berlangsung, Senin (11/3) menyebutkan pameran ini turut menggenjot ekspor perseroan. Perusahaan yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah ini memproduksi berbagai macam mebel kayu dan variasi lainnya. Adhitya Gunawan, Sales & Marketing PT Kudos Istana Furniture menuturkan, setiap tahunnya perusahaan mampu mengapalkan 900 kontainer. "Tujuan ekspornya ke berbagai negara," sebutnya kepada Kontan.co.id.
Namun sayang, managemen enggan membeberkan berapa target ekspor mereka tahun ini. Yang jelas perusahaan juga aktif bermain di segmen proyek swasta, khususnya untuk mengisi interior dan mebel dari hotel, resort, restoran dan residensial. Selain mebel kayu, ada juga peserta pameran kerajinan dari scrap besi dan metal, CV Vintage and Recycled Iron. James Silalahi, pemilik dari CV tersebut mengungkapkan produknya cukup banyak diminati di mancanegara. "Hampir 95% produk kami ekspor. Ada untuk mengisi interior bar, restoran dan lainnya,"tuturnya. Berlokasi di Yogyakarta, CV ini setidaknya mampu mengapalkan 2 kontainer dalam sebulan atau sekitar 24 kontainer dalam setahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli