Permintaan Melonjak Hingga 50% Jelang Ramadan, Begini Persiapan Avia Avian



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Avia Avian Tbk (AVIA) menyatakan tahun ini menyiapkan total capex senilai Rp 750 miliar. Jumlah ini akan digunakan u ntuk pembangunan pabrik di Cirebon yang modern dan terintegrasi.

Wijono Tanoko, Presiden Direktur AVIA menyatakan total capex Rp750 miliar tersebut akan dikeluarkan mulai tahun ini, hingga beroperasinya pabrik Cirebon di tahun 2025.

"Tahun ini kami memproyeksikan dapat mencapai pertumbuhan penjualan antara 10%-15% dan laba bersih 17%-20% pada akhir tahun 2022. Meskipun berat kami tetap melihat  peluang dan potensi di  industri cat untuk tetap bertumbuh," ujar Wijono kepada Kontan.co.id, Jumat (18/3).


Baca Juga: Avia Avian (AVIA) Catat Laba Bersih Rp 1,43 Triliun di Sepanjang 2021

Wijono melanjutkan, untuk mencapai pertumbuhan tersebut, pihaknya gencar menambah jaringan distribusi semua pelanggan melalui toko bahan bangunan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapat akses terhadap berbagai macam produk AVIA dengan mudah dan cepat. Selain itu, AVIA juga terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai varian produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Jelang Hari Raya Idul Fitri, AVIA juga biasanya mencatat lonjakan penjualan. Wijono memaparkan, biasanya masyarakat Indonesia memiliki tradisi silahturami bagi yang merayakan Hari Raya. Biasanya, sebagai bagian dari tradisi tersebut, masyarakat mempercantik rumahnya dengan mengecat ulang.

"Oleh karena itu permintaan terhadap produk-produk kami berdasarkan pengalaman biasanya naik hingga 40%-50%," ujar dia.

Baca Juga: Avia Avian (AVIA) Siapkan Capex Rp 750 miliar untuk Membangun Pabrik Baru

Untuk mendukung momentum masa Ramadan dan Lebaran, AVIA memastikan persediaan produk-produk di seluruh pusat distribusi. Hal ini tentu untuk memastikan pihaknya dapat memenuhi permintaan konsumen yang cenderung naik cukup tinggi menjelang lebaran.

AVIA memang juga terkena dampak pandemi Covid-19. Adanya perang Ukraina-Rusia juga berpengaruh pada kenaikan harga minyak yang pada akhirnya berpengaruh pada kenaikan harga bahan baku.

"Untuk mengatasi kendala ini, kami menyiasatinya dengan berbagai upaya seperti pengendalian biaya dan upaya efisiensi yang berkelanjutan dengan didukung oleh keunggulan operasional yang memproduksi bahan baku secara internal, serta secara konsisten terus berkomitmen menerapkan praktik bisnis keberlanjutan environmental, social and governance (ESG) dalam kegiatan operasional Avia," kata Wijono.

Sebagai catatan, sepanjang 2021 lalu, AVIA mencatat kenaikan laba 26% menjadi Rp 1,43 triliun. Lonjakan laba bersih ini beriringan dengan kenaikan pendapatan AVIA yang sebesar 18,15% menjadi Rp 6,77 triliun di akhir 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati