Permintaan meningkat, penerbitan reksadana indeks diperkirakan semakin ramai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana berbasis indeks semakin hari semakin diminati investor. Hal ini bisa terlihat dari pertumbuhan dana kelolaan reksadana ini yang begitu pesat. Sepanjang 2018 hingga 2020, dana kelolaannya berhasil tumbuh sebesar 135%.

Tak pelak, para manajer investasi pun mengambil momentum ini untuk menerbitkan reksadana indeks guna memenuhi permintaan investor yang terus naik. Teranyar, PT Trimegah Asset Management akan meluncurkan reksadana indeks Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index.

Head of Economics Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengamini, minat investor terhadap reksadana indeks sedang meningkat. Ia berkaca dari data dana kelolaan reksadana indeks pada Januari kemarin. Di saat IHSG terkoreksi sekitar 3% dan AUM reksadana saham turun, nyatanya AUM reksadana indeks justru membukukan kenaikan.


Asal tahu saja, AUM reksadana indeks berhasil naik 6,06% secara bulanan menjadi Rp 9,97 triliun.

Baca Juga: Trimegah Asset Management meluncurkan reksadana baru

“Jadi pada Januari, di saat banyak investor yang meredeem reksadana saham hingga AUM-nya turun, investor justru banyak yang melakukan subscribe ke reksadana indeks. Walau secara nominal memang belum terlalu besar, setidaknya ini menjadi indikasi permintaan dan minat investor yang meningkat,” terang Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/2).

Lebih lanjut, Wawan menyebut, reksadana indeks memang memiliki beberapa keunggulan yang bisa jadi daya tarik bagi investor, khususnya yang profil risikonya tidak terlalu agresif. Pasalnya, risiko pasar untuk reksadana indeks relatif kecil. Maksudnya, kinerjanya akan selalu berbanding lurus dengan kinerja indeksnya.

Oleh karena itu, kinerjanya akan lebih terukur. Ketika IHSG naik, maka indeks juga akan naik, begitupun sebaliknya. Sementara reksadana saham, bisa saja IHSG mengalami kenaikan, tapi kinerjanya justru turun.

Ditambah lagi, reksadana indeks merupakan reksadana dengan portofolio yang transparan. Investor bisa tahu persis seperti apa isi portofolionya dan tidak perlu khawatir akan adanya saham yan tidak terlalu likuid.

“Jadi bagi investor berprofil risiko moderat akan lebih cocok karena kinerjanya akan selalu mengekor indeks, serta tetap bisa merasakan eksposur pasar saham. Apalagi manajemen fee-nya juga murah karena dikelola secara pasif,” imbuh Wawan.

Lebih lanjut, Wawan bilang, secara global tren minat investor terhadap reksadana indeks terus mengalami pertumbuhan. Sementara dari sisi kinerja juga jauh lebih konsisten ketimbang reksadana saham. Oleh karena itu, ke depan, prospek reksadana indeks di Indonesia masih akan terus berkembang.

Ia pun menyebut, penerbitan produk reksadana yang dikelola secara pasif, baik itu reksadana indeks maupun Exchange Traded Fund (ETF) akan jauh lebih banyak. “Dengan permintaan yang meningkat, penerbitan pun akan makin beragam. MI pun punya pilihan untuk menerbitkan reksadana indeks atau ETF sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan infrastruktur mereka,” imbuh Wawan.

Selanjutnya: Reksadana dengan pengelolaan pasif diperkirakan semakin diminati ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat