Permintaan menipis, tembaga meringis



JAKARTA. Harga tembaga kembali terkoreksi. Kamis (16/2) pukul 13.43 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 0,85% menjadi US$ 6.015 per metrik ton. Tapi harga komoditas ini masih naik 3,31% dalam sepekan terakhir.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, minimnya realisasi rencana pembangunan infrastruktur oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat harga tembaga mulai tertekan. Di saat bersamaan, investasi langsung ke China di Januari lalu merosot tajam.

Di periode tersebut, investasi langsung ke China merosot 9,2%. Bulan sebelumnya, investasi langsung ke China tumbuh 4,1%. "Hal ini menimbulkan kekhawatiran permintaan tembaga dari China mengendur," jelas Ibrahim.


Meski saat ini tertekan, secara fundamental harga tembaga masih bisa kembali menguat.Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja tambang milik BHP Billiton Ltd di Escondida, Cile, bisa menopang harga tembaga.

"Tertahannya ekspor tembaga dari Freeport di Indonesia juga ikut mengurangi stok tembaga di pasar global," tutur Ibrahim. Terbaru, Freeport memutuskan menutup sementara aktivitas tambang di Grasberg, Indonesia.

Kedua sentimen tersebut membuat Goldman Sachs Inc memprediksi produksi tembaga dari Cile akan berkurang 64.000 ton dan berkurang 100.000 ton dari Indonesia. Ini bisa membuat harga naik. "Tapi peluang harga tembaga terkoreksi pada Jumat tetap ada," analisa Ibrahim.

Maklum, pelaku pasar kembali memburu dollar AS. Sebab, data perumahan dan izin bangunan bulan Januari di AS masih positif. Selain itu, Kementerian Energi dan Pertambangan Peru melaporkan sepanjang 2016, produksi tembaga Peru terbang 38,4% menjadi 2,35 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara teknikal, indikator MA dan bollinger band menunjukkan harga tembaga saat ini berada 20% di atas bollinger bawah. Hal ini menegaskan tren turun masih terkonfirmasi. Ini juga sejalan dengan garis MACD dan RSI yang keduanya di area 70% negatif. Stochastic juga di posisi 60% negatif, mengindikasikan penurunan.

Ibrahim memprediksi Jumat (17/2) harga tembaga bergerak di rentang US$ 5.820-US$ 6.150 per metrik ton. Sepekan mendatang harga diprediksi bergerak antara US$ 5.650-US$ 6.300 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie