Permintaan menyulut harga gas alam



JAKARTA. Permintaan yang membumbung tinggi, memicu kenaikan harga gas alam. Kontrak pengiriman harga gas alam untuk Agustus, di bursa New York, Kamis (5/7) pukul 17.30 WIB, senilai US$ 2,927 per juta British Thermal Unit (MMBTU).

Angka itu lebih tinggi 0,8% daripada penutupan per Selasa (3/7). Tak cuma itu, harga intraday tersebut merupakan rekor tertinggi gas alam sejak 27 Februari 2011.

Ekspor gas alam Amerika Serikat ke Eropa secara umum meningkat hingga 36 juta meter kubik (m³) per hari. Belgia merupakan tujuan ekspor, dengan pertumbuhan pembelian tertinggi. Penggunaan gas alam di Eropa naik, setelah banyak pembangkit gas alam di benua itu menyetop penggunaan batubara.


Ambil contoh di Inggris. Mengutip data National Grid Plc., gas alam menghasilkan 39% dari total listrik di Inggris. Sedang batubara menghasilkan 35%, tenaga nuklir 20% dan tenaga angin 1,6%.

Suluh Wicaksono, Kepala Analis Askap Futures menambahkan, penguatan gas alam juga disebabkan technical rebound. Harga gas alam sempat mencapai level terendahnya, April lalu. Saat itu, gas alam tertekan hingga di bawah US$ 2 per MMBTU.

Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures, menuturkan, ekspektasi penyaluran stimulus oleh bank sentral Eropa (ECB) dan bank sentral Inggris (BOE), menumbuhkan harapan tentang perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Jika ekonomi pulih, di atas kertas, permintaan gas alam meningkat.

Suluh dan Ariana, menyebut, kenaikan harga minyak turut mengerek harga gas. Selain itu, data ekspor China meningkat sebesar 1,2%. Suluh menambahkan, meski pertumbuhan ekonomi China direvisi, namun kebutuhan negara itu akan gas alam masih tinggi.

Sejumlah indikator teknikal menegaskan tren penguatan gas alam. Ariana merujuk ke Guppy Multiple Moving Average (GMMA), stochastic dan Moving Average Convergence-Divergence (MACD) sebagai indikator yang memberi pertanda penguatan.

Memang, ujar Ariana, Stochastic menempatkan gas alam di atas level 80, yang berarti ancaman koreksi. Namun MACD berada di area positif sehingga gas alam cenderung uptrending.

Suluh yakin selama pekan ini, harga gas berpotensi rally. “Jika di akhir pekan tidak ada sentimen negatif dari data terbaru AS, harga gas alam bisa berkisar US$ 2,9-US$ 3,1 per MMBTU. Harga gas juga tidak akan kembali ke level US$ 2,5, seperti pada Mei lalu,” ujar dia.

Prediksi Ariana, gas alam berkisar di US$ 3,135 hingga US$ 3,698 per MMBTU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana