Permintaan merosot, harga tembaga meluncur



JAKARTA. Penurunan impor dari China menekan harga tembaga. Mengutip Bloomberg, Senin (9/5) pukul 09.46 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 1,9% dibandingkan akhir pekan lalu menjadi US$ 4.720 per metrik ton, level terendah dalam hampir sebulan.

Pada kurun empat hari kerja, harga tembaga sudah menukik 4,06%.

Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka menuturkan, ada beberapa faktor yang menyeret harga tembaga. Pertama, penurunan permintaan impor tembaga dari Negeri Tirai Bambu per April 2016 dari semula 540 ribu metrik ton menjadi 450 ribu metrik ton.


Memang stok tembaga di Shanghai Futures Exchange menyusut 15% pada April 2016. Sebelumnya, persediaan tembaga mencetak rekor tertinggi pada Maret 2016. Namun, Bloomberg Intelligence berpendapat, menyusutnya stok tembaga tidak berdampak banyak.

Kedua, adanya rencana pengembangan tambang baru di Australia pada 2019 mendatang yang diterawang berpotensi menghasilkan tembaga sebanyak 67 ribu metrik ton. Peluang kenaikan stok di tengah penurunan permintaan tembaga pun menyeret harga komoditas yang biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan pipa serta kabel tersebut.

Ketiga, rilis data ekspor China per April 2016 yang turun 1,8% (yoy). Begitu pula dengan impor China per April 2016 yang anjlok 10,9% (yoy). Sentimen negatif yang membalut China kerap menekan performa tembaga. Sebab, China merupakan produsen sekaligus pengguna komoditas terbesar di dunia.

Padahal, sejatinya ada katalis positif yang bisa mendongkrak harga tembaga. Mata uang Negeri Paman Sam tengah tertekan pasca rilis data sektor tenaga kerja yang tidak sesuai harapan. Mengacu Bloomberg pada Selasa (9/5) pukul 16.50 WIB, indeks dollar bergulir di level 93,93.

Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) di luar sektor pertanian (Non Farm Payrolls) per April 2016 hanya tumbuh 160 ribu orang. Angka tersebut di bawah estimasi sebanyak 200 ribu tenaga kerja serta turun ketimbang data revisi per Maret 2016 yang mencapai 208 ribu tenaga kerja.

"Tingkat pengangguran juga stagnan sebesar 5%. Pelemahan dollar AS biasanya bisa mengangkat harga tembaga yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut," tuturnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie