BEIJING. China National Petroleum Corp., produsen minyak terbesar di China, menegaskan bahwa permintaan bahan bakar sudah menyusut dengan sangat drastis sejak September sebagai imbas dari krisis global.
"Sebagai dampak dari krisis finansial dalam perekonomian China, operasi perusahaan ini juga sudah terkena imbasnya dengan sangat buruk," kata perusahaan ini dalam situsnya. Lagi pula, persediaan minyak mentah dan minyak olahan juga semakin meningkat tajam. China, yang perekonomiannya menggelinding sangat pelan pada bulan Juli hingga September kemarin, mau tak mau mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Keuangan China. Menurut hitungan Gong Jinshuang, insinyur China Nationals Research Unit, permintaan bahan bakar kemungkinan akan kembali menyusut sebesar 4% pada dua hingga tiga bulan ke depan. China Petroleum & Chemical Corp. juga mulai memangkas produksi minyak mentahnya sebesar 10% di bulan November. Produksi minyak negara ini menyentuh rekornya pada level 30,3 juta ton per Juli lalu dan langsung terjungkal menjadi 29,8 juta ton pada bulan Oktober. China akan membenamkan investasinya sebesar seperlima dari GDP 2007 hingga akhir 2010 untuk mendorong pertumbuhan perekonomian untuk menghadapi resesi. Sebesar US$ 586 miliar telah digelontorkan oleh pemerintah sebagai paket stimulus pertumbuhan perekonomian. Stimulus ini juga memberi peluang bagi produk-produk petrokimia. "Seiring dengan perusahaan-perusahaan energi di seluruh dunia yang menjual asetnya lantaran terkena dampak krisis global, perusahaan lokal di China termasuk China Petrochemical malah mengambil keuntungan dari pengambilalihan," kata perusahaan ini. Editor: