KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten pabrik kertas Grup Sinar Mas terus menguat sejak awal tahun. Pertama, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (
INKP) yang berhasil melesat 91,85% secara year to date (ytd). Kedua, saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (
TKIM) pun turut melesat 59,07% ytd. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, penguatan harga saham TKIM dan INKP salah satunya karena perusahaan kertas ini berhasil memenangkan sengketa bisnis di Brasil yaitu Paper Excellence BV yang berbasis di Belanda.
“Paper Excellence memenangkan gugatan arbitrase atas akuisisi pabrik kertas Eldorado Brasil Celulose SA dari J&F Investimentos. Selain itu, sepertinya harga kertas tengah ada dalam kenaikan seiring permintaan sedang meningkat,” jelas dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/3). Dalam catatan Kontan.co.id, sebagai salah satu strategi menggenjot penjualan emiten ini akan meningkatkan harga jual produk-produk perusahaan seiring dengan kenaikan harga jual di global market. Selanjutnya, INKP akan mengalihkan dan memaksimalkan penjualan ke negara-negara yang sudah membuka marketnya di tahun 2021.
INKP juga akan fokus pada pasar Asia dan domestik. Adapun Sukarno bilang, beberapa produk yang akan menjadi kontributor pertumbuhan di tahun ini adalah produk bubur kertas atau pulp, tisu dan
packaging. Manajemen mengungkapkan, di masa pandemik virus corona (Covid-19), permintaan global atas produk tisu dan kertas industri mengalami peningkatan cukup signifikan sejalan dengan kebutuhan atas kebersihan dan pengiriman paket.
Baca Juga: Ini sektor industri yang akan diuntungkan oleh kenaikan harga minyak mentah Sukarno juga menilai prospek bisnis kedua emiten ini masih cukup bagus dengan meningkatnya permintaan. Sayangnya, pada akhir perdagangan hari ini (1/3), saham TKIM terkoreksi 2,03% ke harga Rp 14.475 per saham dan INKP turun 1,71% ke harga Rp 12.950 per saham. Sukarno menjelaskan, koreksi pada saham kedua emiten kertas ini wajar lantaran faktor teknikal yang sudah dinilai
overbought. Sehingga, pelaku pasar melakukan aksi
profit taking lebih dulu. Secara valuasinya, Sukarno bilang, jika dilihat dari rata-rata 5 tahun terakhir, PE INKP berada di atas rata-rata dan berada di standar deviasi +2.
Selain itu jika dilihat dari PBV juga berada di atas rata-rata namin masih di bawah standar deviasi +1. Sehingga saham INKP tergolong mahal. Berdasarkan RTI sekarang ini PER INKP berada di 12,39 kali dan PBV di 1,11 kali. Sedangkan untuk PE
TKIM saat ini berada di 13,47 kali atau berada di bawah rata-rata. Sementara jika dilihat dari PBV berada di 1,95 kali atau di atas rata-rata tapi masih di bawah standar deviasi +1. Meski kedua saham itu dinilai mahal, Sukarno menambahkan masih ada peluang untuk TKIM dan INKP kembali menguat ke depannya. Ia memberikan rekomendasi
wait and see lebih dulu untuk
TKIM dan
INKP karena belum ada sinyal kembali menguat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari