Permintaan naik, harga kakao bisa melejit



JAKARTA. Perkembangan industri minuman di kawasan Asia ikut mendorong lonjakan permintaan produk olahan kakao. Tahun ini, diperkirakan permintaan kakao olahan meningkat sebanyak 20% dari tahun lalu. Peningkatan permintaan ini berasal dari negara tujuan ekspor, seperti China dan India.

Ketua Asosiasi Kakao Indonesia Zulhefi Sikumbang mengatakan, permintaan yang tinggi terhadap produk olahan kakao di pasar ekspor sejatinya tidak otomatis mengerek harga produk olahan kakao. Pasalnya, harga produk olahan kakao sangat tergantung pada harga biji kakao yang berkiblat di pasar komoditas New York dan London.

Menurut Zulhefi, bila harga biji kakao di New York dan London naik, harga produk olahan kakao juga ikut naik. Sebaliknya, bila harga biji kakao di New York dan London turun, otomatis harga produk olahan kakao ikut merosot. "Jadi kenaikan permintaan produk olahan kakao tidak otomatis mendorong kenaikan harga produk olahan kakao," ujar Zulhefi kepada KONTAN, Rabu (27/1).


Selama ini, produk olahan kakao Indonesia hampir semua diekspor ke luar negeri. Karena itu, meskipun diperkirakan permintaan terhadap kakao di Asia meningkat sepanjang tahun 2015 ini, tapi belum tentu hal itu bisa mendorong harga produk ekspor kakao secara global. 

Kendati demikian, Zulhefi optimistis saat permintaan produk olahan kakao meningkat, harga produk olahan kakao tetap dalam jalur positif.

Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia Pieter Jasman menambahkan, pertumbuhan ekonomi ikut meningkatkan permintaan terhadap kakao. Sebab, produk cokelat begitu populer di kalangan anak muda di Asia Pasifik.

Harga kakao global pernah mencetak kenaikan tertinggi pada September silam, yakni pada harga US$ 3.399 per metrik ton. Namun, euforia kenaikan harga ini tidak berlanjut di awal tahun ini karena harga kakao hingga menjelang akhir Januari ini berada pada US$ 2.743 atau sudah turun 19,29% sejak September tahun lalu.

Sekedar informasi, Indonesia merupakan salah satu negera penghasil kakao terbesar dunia. Pada tahun 2014 lalu, produksi kakao Indonesia mencapai 680.000 ton, naik 6,25% dari tahun 2013 yang hanya 640.000 ton.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kemtan) bertekad menjadikan kakao sebagai salah satu komoditas prioritas tahun 2015. Hal tersebut terlihat dari alokasi dana Rp 1,2 triliun untuk pengembangan kakao berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto