KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat pada Maret 2021. Hal ini terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang mencapai 16,6% ,lebih tinggi dibandingkan SBT di bulan sebelumnya yang mencapai 8,2%. Hal ini turut memberikan pengaruh kepada permintaan kredit korporasi perbankan pada kuartal I-2021. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kredit korporasi BRI tengah menggeliat, dimana pertumbuhannya tercatat 5,98% year to date hingga Februari 2021.
“Sedangkan detail pertumbuhan posisi Maret 2021 akan disampaikan pada pemaparan kinerja keuangan perseroan kuartal I-2021 dalam waktu dekat. BRI memproyeksikan kredit korporasi di tahun 2021 akan tumbuh positif seiring dengan pemulihan ekonomi nasional serta program vaksinasi yang tengah berjalan,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aestika Oryza Gunarto Kepada Kontan.co.id, Senin (19/4). Ia menambahkan, penyaluran kredit korporasi BRI akan memperhatikan dan menjaga proporsi kredit korporasi tidak melebihi 20% dari total portofolio kredit. Aestika bilang bank dengan aset nomor wahid ini ditargetkan porsi kredit korporasi akan terus melandai hingga 15%, dan 85% lainnya akan difokuskan kepada UMKM.
Baca Juga: Wah, Bunga Kredit UMKM Mulai Susut “Sektor yang dibidik yakni sektor yang tetap tumbuh di tengah pandemi seperti agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan teknologi informasi. Sementara itu sektor yang saat ini tengah dihindari yakni properti, transportasi dan pertambangan,” tambah Aestika. Begitupun dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melihat permintaan kredit korporasi (wholesale) mulai tumbuh pada Februari 2021. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang penyaluran kredit ke segmen wholesale tumbuh 3 basis poin secara year on year (yoy) menjadi Rp 492,7 triliun pada akhir Februari 2021. "Hal ini menunjukkan progres jika dibandingkan posisi Desember 2020 yang masih mencatatkan kontraksi -2,97% secara yoy. Seiring dengan progres program vaksinasi serta kebijakan afirmatif pemerintah melalui insentif fiskal dan moneter, termasuk stimulus bantuan sosial yang telah diguyur untuk menggerakkan
aggregate demand," kata Rudi kepada Kontan.co.id.
Editor: Herlina Kartika Dewi