JAKARTA. Harga batubara terus terkoreksi dalam sepekan terakhir. Para analis mensinyalir, penurunan ini sebagai aksi ambil untung. Harga batubara di Bursa ICE Futures untuk pengiriman Maret 2013, Senin (18/2) turun 0,26% menjadi US$ 93,70 per metrik ton. Dalam sepekan, harga kontrak batubara ini terkoreksi 1,98%. Analis iPasar Fisik Komoditas, Renji Betari mengatakan, aksi ambil untung tidak akan berlangsung lama. "Mungkin saat harga stop di US$ 93, investor akan berhenti ambil untung," ungkap Renji.
Harga batubara masih berpeluang menemukan momentum kenaikan. Renji mengatakan, berakhirnya musim dingin akhir Februari atau pertengahan Maret, bisa meningkatkan permintaan batubara secara global. Renji berpendapat, saat musim dingin lalu banyak aktivitas perdagangan yang tertunda atau dikurangi porsinya karena kendala cuaca. Ini juga mengakibatkan beberapa tambang batubara tidak bisa beroperasi penuh. Renji bilang, aktivitas perdagangan akan kembali normal dan membutuhkan energi batubara lebih banyak, sementara stok batubara kian menipis akibat kapasitas produksi yang berkurang saat musim dingin. Harapan kenaikan harga batubara juga datang dari dibukanya kembali aktivitas perekonomian China pasca libur sepekan Tahun Baru Imlek. Renji bilang, permintaan dari China akan berbagai barang jasa dan komoditas akan meningkat dibandingkan pekan lalu, termasuk batubara. "Meski sekarang terkoreksi, banyak faktor yang bisa menaikkannya nanti. Menjelang musim panas target harga bisa di level US$ 100 per metrik ton," Imbuh Renji. Berbeda dengan Renji,
Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe justru memprediksi, harga batubara akan terus merosot. Dia bilang, baru-baru ini ditemukan ladang gas alam baru di Amerika Serikat (AS). Ladang tersebut diprediksi juga mengandung minyak dalam jumlah besar.
Penemuan tersebut akan meningkatkan pasokan minyak AS, sehingga harga minyak berpotensi turun. "Kalau harga minyak turun, orang-orang lebih suka menggunakan minyak daripada batubara sebagai sumber energi," kata Kiswoyo. Kiswoyo juga bilang, berakhirnya musim dingin justru akan mengurangi permintaan batubara. Ia memproyeksi, harga batubara pada kuartal I bisa turun hingga US$ 85 per metrik ton. "Harga akan cenderung tetap di level US$ 90-an per metrik ton, dan akan susah naik," kata Kiswoyo. Kiswoyo meramal, harga batubara hari ini, di kisaran US$ 90-US$ 94 per ton. Sedangkan untuk sepekan prediksinya senilai US$ 87-US$ 95 per ton dengan kecenderungan turun. Sementara, proyeksi Renji, harga batubara hari ini, di level US$ 93-US$ 95 per ton dan US$ 93-US$ 97 per ton sepekan, dengan kecenderungan naik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati