KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kondom di Indonesia masih besar. Hanya saja pemain lokal belum bisa menjadi penguasa di negeri sendiri. Pierre Frederick, Deputy GM Consumer Healthcare DKT Indonesia menjelaskan pasar kondom nasional diperkirakan sebesar 180 juta pcs per tahun. Jumlah ini menurutnya stagnan dalam tiga tahun terakhir. "Paling hanya naik 2% per tahun. Bukan masalah daya beli tapi karena tidak ada pengguna baru yang signifikan," jelas Pierre kepada KONTAN, Senin (27/11). Menurutnya kesadaran orang untuk menggunakan kondom belum tinggi. Tantangan bagi perusahaan menurutnya untuk menanamkan manfaat penggunaan kondom bagi masyarakat. "Harga jual tidak tinggi. Meski demikian kami baru saja menaikkan harga sekitar 5%-8% dua bulan lalu karena ikuti inflasi," jelas Pierre. Tahun depan, produsen merek Sutra ini akan meluncurkan lima sampai enam varian kondom baru. hal ini untuk mengembangkan portfolio dan juga menarik minat konsumen baru. "Saat ini merek Sutra Merah, Sutra Hitam dan Fiesta jadi tiga besar merek kondom nasional. Produsen lain nomor keempat," jelasnya. Asal tahun untuk kondom, DKT masih mengimpor dari Malaysia dan Thailand. Menurutnya saat ini DKT belum ada rencana untuk memproduksi di dalam negeri. Produsen dalam negeri PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB), juga lihat pasar kondom masih menjanjikan. Anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melihat pasar umum dan juga e-catalog pendorongnya. Hanya saja untuk target awal tahun ini, Achmad Sufi Direktur Utama PT Mitra Rajawali Banjaran menjelaskan belum bisa tercapai. Awalnya, tahun ini MRB menargetkan bisa produksi sampai 150 ribu gross.
Permintaan pasar kondom bisa makin melar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kondom di Indonesia masih besar. Hanya saja pemain lokal belum bisa menjadi penguasa di negeri sendiri. Pierre Frederick, Deputy GM Consumer Healthcare DKT Indonesia menjelaskan pasar kondom nasional diperkirakan sebesar 180 juta pcs per tahun. Jumlah ini menurutnya stagnan dalam tiga tahun terakhir. "Paling hanya naik 2% per tahun. Bukan masalah daya beli tapi karena tidak ada pengguna baru yang signifikan," jelas Pierre kepada KONTAN, Senin (27/11). Menurutnya kesadaran orang untuk menggunakan kondom belum tinggi. Tantangan bagi perusahaan menurutnya untuk menanamkan manfaat penggunaan kondom bagi masyarakat. "Harga jual tidak tinggi. Meski demikian kami baru saja menaikkan harga sekitar 5%-8% dua bulan lalu karena ikuti inflasi," jelas Pierre. Tahun depan, produsen merek Sutra ini akan meluncurkan lima sampai enam varian kondom baru. hal ini untuk mengembangkan portfolio dan juga menarik minat konsumen baru. "Saat ini merek Sutra Merah, Sutra Hitam dan Fiesta jadi tiga besar merek kondom nasional. Produsen lain nomor keempat," jelasnya. Asal tahun untuk kondom, DKT masih mengimpor dari Malaysia dan Thailand. Menurutnya saat ini DKT belum ada rencana untuk memproduksi di dalam negeri. Produsen dalam negeri PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB), juga lihat pasar kondom masih menjanjikan. Anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melihat pasar umum dan juga e-catalog pendorongnya. Hanya saja untuk target awal tahun ini, Achmad Sufi Direktur Utama PT Mitra Rajawali Banjaran menjelaskan belum bisa tercapai. Awalnya, tahun ini MRB menargetkan bisa produksi sampai 150 ribu gross.