Permintaan PLTS atap Xurya Daya terus meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2020, Xurya Daya Indonesia (Xurya) sebagai startup lokal energi terbarukan yang mempelopori metode Rp 0 atau no upfront cost dalam pembiayaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, mencatat adanya peningkatan permintaan instalasi proyek PLTS atap untuk bangunan komersial dan industri.

Xurya menilai, peningkatan permintaan ini didorong oleh tarif listrik PLTS yang semakin kompetitif bahkan lebih rendah dari pembangkit yang berasal dari energi fosil. Tidak hanya dari industri cold storage atau warehouse yang telah lebih dulu memanfaatkan energi baru terbarukan, tahun ini permintaan instalasi PLTS Atap oleh pelanggan Xurya berasal dari industri dengan latar belakang bisnis yang beragam.

Permintaan PLTS atap tersebut mencakup wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Makassar hingga Palembang yang terdiri dari industri keramik, industri stainless steel, industri komponen otomotif, pabrik tekstil, hotel dan resorts, bahkan gedung sekolah.


Baca Juga: Terangi 50 ribu rumah, BKPM kawal PLTS Cirata 145 MW

Eka Himawan, Managing Director Xurya mengatakan, tahun ini permintaan instalasi PLTS atap kepada Xurya untuk bangunan industri meningkat, baik dari kapasitas terpasang maupun jenis industrinya.

“Jika tahun sebelumnya lebih banyak datang dari industri cold storage atau warehouse, tetapi kini industri tekstil bahkan sekolah pun juga sudah menggunakan PLTS atap. Hal ini merupakan angin segar bagi kita semua karena manfaat penggunaan PLTS Atap kini semakin dirasakan oleh berbagai industri maupun komersial,” ungkap dia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/1).

Kementerian ESDM menyebutkan, sektor industri merupakan penyumbang kapasitas terbesar dalam pemanfaatan PLTS atap. Kemudian diikuti oleh sektor rumah tangga, sektor bisnis atau komersial, dan tiga urutan terakhir adalah sektor sosial, pemerintah, dan layanan khusus.

Meningkatnya minat penggunaan PLTS atap juga didorong oleh imbauan pemerintah untuk merealisasikan kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) bagi para pelaku industri dan bisnis.

Menurut Eka, tarif listrik EBT yang semakin kompetitif akan meningkatkan pengguna dari pelaku industri, sehingga dapat mempercepat realisasi kapasitas terpasang. Dia berharap kehadiran Xurya dapat mengakomodasi dan memberikan kemudahan green financing bagi pelaku industri dan komersial yang ingin menggunakan PLTS atap.

“Karena kami tahu, walaupun biaya pemanfaatan sistem PLTS atap semakin menurun, tetapi dalam skala besar, biaya investasi awal yang dikeluarkan dirasa masih cukup tinggi,” ujar Eka.

Selanjutnya: Realisasi kapasitas pembangkit EBT di Indonesia hingga akhir 2020 capai 10.467 MW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat