Permintaan ruang kantor melambat



JAKARTA. Pertumbuhan ruang perkantoran di Jakarta pada kuartal ketiga tahun ini kurang menggembirakan. Hal ini terlihat dari hasil riset konsultan properti PT Cushman & Wakefield Indonesia.Perusahaan ini mencatat, di kuartal ketiga ada tambahan permintaan ruang kantor sebanyak 9.600 meter persegi (m²). Sehingga total ruang kantor yang sudah terpakai sejak awal tahun sampai kuartal tiga ini mencapai 4,4 juta m². Angka ini berarti naik tipis 1,6% dari periode yang sama tahun lalu.Lonjakan pasokan berasal dari Grup Lippo yakni Lippo Kuningan dengan luas 31.000 m². Imbasnya, pasokan kumulatif gedung kantor di Jakarta di kuartal ketiga 2014 mencapai 4,68 juta m².Malah, sampai akhir tahun ini juga masih ada tambahan pasokan ruang kantor seluas 162.000 m². Tambahan ini berasal dari mulai beroperasinya gedung kantor Grand Rubina I Kuningan (32.000 m²), MSIG Tower Sudirman (70.000 m²), Satrio Square Mas Mansyur (24.000 m²) dan The Convergence Indonesia Kuningan (36.000 m²) Jakarta. "Pasokan lahan perkantoran masih akan meningkat tiga tahun ke depan khususnya daerah CBD (central business district) Jakarta," kata Arief Rahardjo, Head of Research & Advisory, PT Cushman & Wakefield Indonesia, kepada KONTAN belum lama ini. Ia memperkirakan pasokan ruang kantor pada tahun 2018 bisa mencapai 6,6 juta m².Namun, pertumbuhan ruang kantor ini tidak berjalan beriringan dengan kenaikan harga sewa kantor. Rata-rata kenaikan harga sewa ruang kantor sampai September 2014 cuma 2,2% dari awal tahun ini menjadi Rp 3,28 juta per m². "Karena dari awal tahun 2014 atau sembilan bulan berjalan, harga sewa kantor sudah naik," jelasnya.Sebaliknya, penjualan gedung perkantoran di Jakarta seluas lebih dari 500 m² cenderung sepi. Pebisnis rupanya lebih suka membeli ruang kantor dengan luas 200 m²-500 m² saja. Adapun harga jual ruang kantor saat ini rata-rata Rp 46,5 juta per m².

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News