Permintaan Rumah Seken Tinggi, ERA Indonesia Beberkan Pemicunya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan agen properti PT Era Graharealty Tbk (IPAC) atau yang dikenal dengan nama ERA Indonesia mengatakan tren permintaan untuk rumah seken masih sangat diminati daripada primary dengan persentase sekitar 75% berbanding 25%.  

Director ERA Indonesia, Aan Andriani mengatakan harga rumah seken sejak covid sekitar tahun 2022 lalu sempat mengalami kenaikan sekitar 10%-15%, namun harga cenderung stabil atau tidak beranjak naik pasca pandemi Covid-19.

"Secara umum, dan khususnya di DKI Jakarta, harga rumah seken masih stabil. Di beberapa wilayah seperti di Jakarta Barat, harga rumah seken cenderung tidak mengalami kenaikan," kata Andriani kepada Kontan, Rabu (20/3).


Baca Juga: Ini Strategi Central Group untuk Mencetak Pertumbuhan di Bisnis Properti

Aan menyampaikan, adanya kesediaan rumah siap huni, lokasi strategis dan kondisi masyarakat menjadi pertimbangan utama konsumen memilih rumah seken. "Umumnya kebutuhan rumah tergantung dari kebutuhan pembelinya, kalau end user, pasti mau unit ready, sehingga lebih memilih rumah seken," ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, rumah primary juga memiliki benefit seperti menawarkan konsep rumah yang menarik dan lebih modern, fasilitas untuk penghuni serta promo menarik lainnya untuk para pembeli seperti subsidi PPN DTP dan kelengkapan rumah.

"Tentu dengan paket menyeluruh ini, rasanya harga primary juga menjadi bersaing dengan rumah seken dan menjadi daya tarik untuk konsumen," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, platform marketplace properti, Rumah123 mencatat, preferensi harga untuk permintaan rumah tapak seken yang paling banyak diminati berada di kisaran Rp 1 miliar - Rp 3 miliar dengan porsi sebesar 28,7% sepanjang 2023 lalu.

Baca Juga: Permintaan Rumah Seken Tinggi, Penjualan Rumah Metland (MTLA) Tak Terpengaruh

"Kemudian, diikuti rentang harga di bawah Rp 400 juta (24,1%), Rp 400 juta - Rp 1 miliar (23,1%), di atas Rp 5 miliar (14,7%) dan Rp 3 miliar- Rp 5 miliar (9,4%)," kata Head of Research Rumah123, Marisa Jaya kepada Kontan, Minggu (3/3).

Marisa menerangkan, cara pembayaran paling diminati pembeli berdasarkan data transaksi sepanjang tahun 2023 adalah KPR/KPA sebesar 86,5%. Kemudian mekanisme pembayaran cicilan langsung ke developer (7%) dan cash keras (6,5%).

"Per akhir tahun 2023, kami mencatat tren permintaan properti residensial mengalami pertumbuhan yang signifikan, di mana per Desember 2023 lalu, pertumbuhan tahunan permintaan hunian yang dijual di Rumah123 tercatat mencapai 62,9%, sementara permintaan hunian yang disewa tumbuh sebesar 74,9%," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli