Permintaan sarang burung walet ke Jakarta naik



JAKARTA. Berkembangnya industri herbal dan kosmetik mendorong permintaan sarang burung walet bertambah. Tidak hanya pasar Tiongkok, permintaan sarang burung walet juga berasal dari DKI Jakarta.

Ini terbukti dengan masuknya untuk pertama kali produk sarang burung walet ke Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjungbalai, Asahan, Sumatera Utara. Sarang burung walet itu dengan tujuan pengirimannya ke DKI Jakarta dengan volume empat hingga lima kali per bulan. Sementara total volume rata-rata mencapai 10 kilogram (kg).

Kepala Badan Karantina Kemtan Banun Harpini memastikan, produk sarang burung walet Indonesia bebas dari penyakit. Hal ini ditandai dengan ekspor sarang burung wallet Indonesia ke Tiongkok. "Padahal sebelumnya produk sarang burung walet Indonesia harus lewat Hongkong dan Malaysia," ujar Banun.


Permentan 41 tahun 2013 mengatakan, sarang burung walet adalah hasil burung walet yang sebagian besar berasal dari air liur burung walet. Fungsinya dapat menjadi tempat untuk bersarang, bertelur, menetaskan dan membesarkan anak burung walet. 

Petugas Karantina melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan terhadap cemaran fisik yang ada pada sarang walet tersebut. Seperti cemaran kayu dan logam. Berikut juga, kebersihan kemasan dan total volume sarang walet tersebut.

Petugas juga melakukan pemeriksaan lain seperti kelengkapan dokumen pendukung. Dokumen harus didukung dari keterangan surat dinas dari Dinas Peternakan Kota Tanjung Balai. Apabila hasilnya layak. Maka akan ada stiker yang menandakan sertifikasi sanitasi produk hewan (sanitary certificate of animal product).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa