Permintaan SBR002 bisa capai Rp 5 triliun



JAKARTA. Investor diperkirakan masih akan masuk ke Saving Bond Ritel (SBR) seri 002. Analis memperkirakan total permintaan akan lebih tinggi dibandingkan penerbitan SBR001 tahun 2014 sebelumnya.

Head Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus memprediksi, total permintaan yang masuk akan berkisar Rp 1,75 triliun hingga Rp 2,5 triliun.

"Kecilnya kupon yang ditawarkan akan berimbas terhadap lesunya permintaan investor sehingga tidak akan terlalu tinggi," ujar Nico, Jakarta, Rabu (27/4).


Sebelumnya, SBR001 mencatat total pemesanan Rp 2,39 triliun atau di bawah target indikatif pemerintah yang mencapai Rp 2,5 triliun.

Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra lebih optimis. Dia memperkirakan total permintaan yang masuk untuk SBR002 bisa mencapai Rp 5 triliun.

"Di sisi lain, pemerintah juga akan mengoptimalkan penyerapan berdasarkan permintaan yang masuk," tutur Made.

Pemerintah menawakan kupon saving bonds ritel (SBR) seri 002 dengan kupon awal 7,5%.

Kupon tersebut berasal dari tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada saat penetapan sebesar 7,25% ditambah spread tetap 25 bps. Komposisi ini jauh lebih rendah dibandingkan SBR001 yang memberikan spread 125 bps.

Pemerintah kembali menetapkan kupon dengan mekanisme floating with floor atau mengambang dengan tingkat kupon minimal sebesar 7,5%. Penyesuaian tingkat kupon mengacu pada tingkat bunga penjaminan simpanan untuk bank umum yang berlaku pada saat penyesuaian kupon

Tingkat kupon awal berlaku untuk periode tiga bulan pertama, yakni sejak 26 Mei 2016 hingga 20 Agustus 2016. Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan tiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia