JAKARTA. Pasar properti di Jakarta masih terus mengalami penurunan permintaan di sepanjang 2009. Penurunan terjadi di hampir semua sub sektor. Tak terkecuali menimpa sektor ritel.Lucy Rumantir, Chairman Jones Lang LaSalle Indonesia (JLL), perusahaan konsultan properti, mengungkapkan, "Ketika sektor properti mengalami penurunan, yang pertama paling turun adalah sektor ritel," katanya, Rabu (29/7).Riset JLL mencatat, tahun 2009 jumlah pasokan baru ritel di Jakarta diperkirakan sebesar 190.000 m2. Sementara permintaan justru hanya sebesar 85.000 m2. "Untuk semester I 2009 pasokan berasal dari Emporium Pluit dan Plaza Indonesia Extension, sedangkan di semester II 2009 berasal dari Central Park, rasuna Epicentrum, dan St. Moriz," beber Wendy Haryanto, Director, Head of Retail, JLL.Jika dibandingkan dengan tahun 2008, ketimpangan antara pasokan ruang baru ritel di Jakarta dengan permintaan terasa besar. Tahun 2008, jumlah pasokan tercatat sekitar 140.000 m2, sementara permintaan justru lebih besar di kisaran angka 145.000 m2.Lesunya permintaan terlihat dari penurunan tingkat okupansi mal-mal di Jakarta. Wendy mencatat, jika tahun 2008 tingkat okupansi sebesar 84%, di tahun 2009 tingkat okupansi diperkirakan turun menjadi 82%. "Tahun 2007 tingkat okupansi justru lebih besar, di kisaran 89%," tukas Wendy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Permintaan Sektor Ritel 2009 Turun
JAKARTA. Pasar properti di Jakarta masih terus mengalami penurunan permintaan di sepanjang 2009. Penurunan terjadi di hampir semua sub sektor. Tak terkecuali menimpa sektor ritel.Lucy Rumantir, Chairman Jones Lang LaSalle Indonesia (JLL), perusahaan konsultan properti, mengungkapkan, "Ketika sektor properti mengalami penurunan, yang pertama paling turun adalah sektor ritel," katanya, Rabu (29/7).Riset JLL mencatat, tahun 2009 jumlah pasokan baru ritel di Jakarta diperkirakan sebesar 190.000 m2. Sementara permintaan justru hanya sebesar 85.000 m2. "Untuk semester I 2009 pasokan berasal dari Emporium Pluit dan Plaza Indonesia Extension, sedangkan di semester II 2009 berasal dari Central Park, rasuna Epicentrum, dan St. Moriz," beber Wendy Haryanto, Director, Head of Retail, JLL.Jika dibandingkan dengan tahun 2008, ketimpangan antara pasokan ruang baru ritel di Jakarta dengan permintaan terasa besar. Tahun 2008, jumlah pasokan tercatat sekitar 140.000 m2, sementara permintaan justru lebih besar di kisaran angka 145.000 m2.Lesunya permintaan terlihat dari penurunan tingkat okupansi mal-mal di Jakarta. Wendy mencatat, jika tahun 2008 tingkat okupansi sebesar 84%, di tahun 2009 tingkat okupansi diperkirakan turun menjadi 82%. "Tahun 2007 tingkat okupansi justru lebih besar, di kisaran 89%," tukas Wendy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News