KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) salah satu perusahaan semen di Indonesia, memperkuat inovasi di tengah lesunya permintaan pasar. Berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) hingga semester I 2019, industri semen di Indonesia mencatatkan penurunan permintaan semen sebesar 670.000 ton. Adapun rata-rata permintaan semen menjadi 4,9 juta ton per bulan. Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) fokuskan penggunaan capex untuk pemeliharaan alat
Menghadapi penurunan ini, Solusi Bangun Indonesia memperkuat inovasi semen melalui research and development atau riset dan pengembangan. Dijelaskan oleh Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. Agung Wiharto, langkah ini diambil mengingat semen bukanlah barang elastis. Dalam artian, permintaan ada karena pasar membutuhkannya bukan karena perusahaan memberikan memberikan promo atau diskon. "Semen itu kebutuhannya benar-benar datang dari masyarakat atau proyek," kata Agung ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (26/9). Dengan berbagai inovasi, diharapkan semen hasil produksi SMCB bisa sesuai dengan kebutuhan pasar terutama proyek-proyek. Agung mencontohkan, belum lama SMCB dipercaya pemerintah DKI Jakarta memasok semen untuk proyek perbaikan jalur busway. SMCB berinovasi menciptakan semen cepat kering agar pengerjaannya cepat dan layanan busway tidak terganggu. Baca Juga: Investor Asing Bakal Menghindar hingga Akhir Tahun Inovasi lainnya, SMCB memiliki produk semen yang dapat menyerap air. Produk ini lebih banyak digunakan untuk membangun taman, sehingga air tidak menggenang dan tetap dapat diserap tanah. Saat ini SMSCB tengah mengembangkan semen yang dapat menyerap polusi, mengingat pencemaran lingkungan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi. Agung bilang, proyek-proyek dengan beragam kebutuhan itu bisa membantu penjualan SMCB di tengah lesunya permintaan pasar. Proyek yang dikerjakan pun beragam, seperti jembatan, pemeliharaan, dan taman. Sayangnya, untuk detail kontribusinya Agung tidak bisa mengungkapkan.