JAKARTA. Singkong lagi naik daun. Buktinya, permintaan singkong tahun ini sudah naik berkisar 25% hingga 30% dari tahun lalu yang sebesar 23 juta ton.Tahun ini, Asosiasi Petani Singkong Indonesia (Aspesindo) memperkirakan ada tambahan permintaan singkong berkisar 5,75 juta ton hingga 6,9 juta ton. Alhasil, permintaan singkong pada tahun ini diprediksi mencapai 28,75 juta ton hingga 29,9 juta ton.Sekretaris II Aspesindo Rhomy Irawan menjelaskan, permintaan singkong naik karena harga tepung terigu terus naik. Sehingga, dia bilang, industri menggunakan tepung singkong (mocaf) untuk menggantikan tepung terigu. Rhomy bilang, permintaan mocaf pada tahun ini bisa mencapai 50.000 ton hingga 70.000 ton pertahun. Ini berarti tahun permintaan mocaf bisa mencapai 600.000 ton hingga 840.000 ton. "Selain mocaf, permintaan terhadap keripik dan bioethanol juga tinggi," kata Rhomy.Membludaknya permintaan singkong ini justru bikin Rhomy dag dig dug. Dia khawatir petani tak bisa memenuhi tuntutan pasar. Sebab saat ini, produksi singkong rendah akibat lahan yang terbatas. Akibat pasokan yang terbatas ini tentu saja membuat harga singkong melambung. Dibandingkan dengan tahun lalu, harga singkong tahun ini naik hampir 100%. Tahun lalu, harga rata-rata singkong mencapai Rp 600 per kg. Untuk tahun ini, harga singkong berada di level Rp 1.000 per kg.Bahkan pada awal September ini, harga singkong mulai merembet naik hingga Rp 1.200- Rp 1.300 per kg. Rhomy berharap harga singkong rata-rata tahun ini sebesar Rp 1.000 per kg. "Harga singkong sudah cukup membaik begitupun juga dengan panen singkong," kata Rhomy.Membaiknya harga singkong, jelas Rhomy akan membuat petani untuk beralih menanam singkong. Sehingga, ia meminta kepada pemerintah untuk menjaga baiknya harga singkong ini. "Petani tidak hanya menanam sayur mayur tapi sudah mulai menanam singkong," tutur Rhomy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Permintaan singkong naik hampir 30%
JAKARTA. Singkong lagi naik daun. Buktinya, permintaan singkong tahun ini sudah naik berkisar 25% hingga 30% dari tahun lalu yang sebesar 23 juta ton.Tahun ini, Asosiasi Petani Singkong Indonesia (Aspesindo) memperkirakan ada tambahan permintaan singkong berkisar 5,75 juta ton hingga 6,9 juta ton. Alhasil, permintaan singkong pada tahun ini diprediksi mencapai 28,75 juta ton hingga 29,9 juta ton.Sekretaris II Aspesindo Rhomy Irawan menjelaskan, permintaan singkong naik karena harga tepung terigu terus naik. Sehingga, dia bilang, industri menggunakan tepung singkong (mocaf) untuk menggantikan tepung terigu. Rhomy bilang, permintaan mocaf pada tahun ini bisa mencapai 50.000 ton hingga 70.000 ton pertahun. Ini berarti tahun permintaan mocaf bisa mencapai 600.000 ton hingga 840.000 ton. "Selain mocaf, permintaan terhadap keripik dan bioethanol juga tinggi," kata Rhomy.Membludaknya permintaan singkong ini justru bikin Rhomy dag dig dug. Dia khawatir petani tak bisa memenuhi tuntutan pasar. Sebab saat ini, produksi singkong rendah akibat lahan yang terbatas. Akibat pasokan yang terbatas ini tentu saja membuat harga singkong melambung. Dibandingkan dengan tahun lalu, harga singkong tahun ini naik hampir 100%. Tahun lalu, harga rata-rata singkong mencapai Rp 600 per kg. Untuk tahun ini, harga singkong berada di level Rp 1.000 per kg.Bahkan pada awal September ini, harga singkong mulai merembet naik hingga Rp 1.200- Rp 1.300 per kg. Rhomy berharap harga singkong rata-rata tahun ini sebesar Rp 1.000 per kg. "Harga singkong sudah cukup membaik begitupun juga dengan panen singkong," kata Rhomy.Membaiknya harga singkong, jelas Rhomy akan membuat petani untuk beralih menanam singkong. Sehingga, ia meminta kepada pemerintah untuk menjaga baiknya harga singkong ini. "Petani tidak hanya menanam sayur mayur tapi sudah mulai menanam singkong," tutur Rhomy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News