JAKARTA. Masa penawaran surat berharga syariah negara ritel atau sukuk ritel (sukri) seri SR-005 telah berakhir, kemarin (22/2). Permintaan investor pun berlebih. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Scenaider CH Siahaan bilang, dalam kurun waktu dua minggu, permintaan investor yang masuk per 21 Februari tidak kurang dari Rp 20 triliun. Ini lebih tinggi 133% dari target indikatif pemerintah sebesar Rp 15 triliun. Dahlan Siamat, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, meski permintaan membeludak, pemerintah enggan meningkatkan penyerapan. Sebab, pemerintah masih akan mencari utang dari lelang reguler, penerbitan sukuk global dan sukuk dana haji Indonesia.
Permintaan sukri SR-005 membeludak
JAKARTA. Masa penawaran surat berharga syariah negara ritel atau sukuk ritel (sukri) seri SR-005 telah berakhir, kemarin (22/2). Permintaan investor pun berlebih. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Scenaider CH Siahaan bilang, dalam kurun waktu dua minggu, permintaan investor yang masuk per 21 Februari tidak kurang dari Rp 20 triliun. Ini lebih tinggi 133% dari target indikatif pemerintah sebesar Rp 15 triliun. Dahlan Siamat, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, meski permintaan membeludak, pemerintah enggan meningkatkan penyerapan. Sebab, pemerintah masih akan mencari utang dari lelang reguler, penerbitan sukuk global dan sukuk dana haji Indonesia.