Permintaan surut, langkah aluminium makin berat



JAKARTA. Harga aluminium mencoba bangkit di akhir pekan lalu. Namun langkahnya masih berat, mengingat secara fundamental permintaan masih lesu. Mengutip Bloomberg, Jumat (8/5), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik tipis 0,32% menjadi US$ 1.889 per metrik ton (MT).

Padahal, di awal perdagangan, harga aluminium sempat tumbang ke level US$ 1.871,5 per MT. Dalam sepekan terakhir, aluminium masih terpangkas 1,1%.

Analis Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim menilai, kenaikan aluminum pada sesi akhir perdagangan karena faktor teknikal. Maklum, harga sudah turun tajam selama beberapa hari sebelumnya. Menurut Ibrahim, prospek harga aluminium dalam jangka panjang masih suram. Pelaku pasar berspekulasi permintaan semakin lemah, terutama dari Tiongkok.


Data perekonomian, terutama sektor manufaktur menunjukkan perlambatan. Padahal, Negeri Panda adalah salah satu pengguna logam industri terbesar di dunia. Administrasi Bea Cukai mencatat, total impor aluminium China bulan April turun 16%.

Penurunan permintaan sudah terjadi selama enam bulan berturut-turut. "Belum ada tanda-tanda pemulihan. Padahal, biasanya awal kuartal kedua harganya sudah lebih kuat," kata Helen Lau, analis pertambangan Argonaut Securities Ltd kepada Bloomberg, Jumat (8/5).

Ibrahim menambahkan, dana moneter internasional (IMF) sudah memberikan sinyal perlambatan ekonomi China. Pertumbuhan domestik bruto (PDB) tahun ini diperkirakan hanya 6,8%, lebih rendah dari estimasi Pemerintah China sebesar 7%. "Kontraksi perekonomian China dikhawatirkan menyeret ekonomi Amerika Serikat dan Eropa. Efeknya, permintaan aluminium dari wilayah itu juga turun," paparnya.

Harga aluminium kian sulit bangkit, karena dollar AS menguat. Asal tahu saja, Jumat lalu, indeks dollar naik 0,17% ke level 94,79. Pemicunya, rilis data tenaga kerja AS sangat solid. Tingkat pengangguran bulan April turun dari level 5,5% menjadi 5,4%. Ini rekor terendah sejak Mei 2008.

Secara teknikal, kata Ibrahim, harga aluminium juga masih dalam sinyal penurunan. Bollinger band dan moving average (MA) berada 20% di atas bollinger bawah. Indikator MACD di level 60% dan stochastic level 70%. Keduanya menunjukkan arah penurunan. Hanya, relative strength index (RSI) berada di level 70% area positif.

Prediksinya, sepekan ini, harga aluminium bisa menuju support US$ 1.710 dengan resistance US$ 1.900 per MT. Adapun, hari ini, harganya bisa bergerak di kisaran US$ 1.810-US$ 1.895 per MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa