Permintaan terus meningkat, harga nikel menguat tajam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel melonjak naik di tengah sentimen negatif yang membebani harga logam industri lainnya. Tingginya permintaan di saat kondisi suplai kurang memadai, membuat prospek harga nikel jadi yang paling cerah di antara logam sesamanya.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/6), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup di level US$ 15.265 per metrik ton atau lompat 1,83% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga nikel juga mencatat kenaikan 0,53%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, penguatan harga nikel didorong oleh tingkat permintaannya yang masih tinggi. "Maklum, nikel itu bahan campuran untuk baja ringan dan otomotif sehingga kebutuhannya besar dan meningkat terus," ujar Ibrahim, Senin (25/6).


Dus, tingginya permintaan global terhadap nikel tak diimbangi pasokan yang meningkat pula. Sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar, Filipina tengah mengalami musim penghujan. Ini membuat proses pengangkutan pasir nikel dan produksi secara keseluruhan di sana cenderung terhambat.

LME juga mencatat, cadangan nikel sepanjang pekan lalu hanya naik tipis sebanyak 234 ton menjadi 274.242 ton.

Namun, Ibrahim melihat, penguatan harga nikel tidak akan bertahan lama. "Bulan depan kemungkinan besar akan terkoreksi karena investor cenderung hedging ke komoditas lain saat harga sudah terlalu tinggi," kata dia.

Sentimen perang dagang antara AS, China, dan Eropa juga masih menghantui harga komoditas, termasuk nikel sebagai logam industri. Potensi perlambatan perekonomian China, menurut Ibrahim, berpeluang memukul harga komoditas.

Ibrahim memproyeksi, sepanjang kuartal ketiga mendatang, harga nikel akan bergerak di kisaran US$ 14.800-US$ 16.200. "Rentangnya memang besar karena selama ini pergerakannya juga volatile. Nikel berpotensi alami profit taking dalam waktu jangka pendek ini," kata Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati