JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BUMI) tengah mempersiapkan diri untuk menjadi perusahaan tambang batubara terbesar dunia. Anak usaha Bumi Plc dari PT Bakrie & Brothers Tbk itu sudah menyiapkan modal untuk menaikkan volume produksi batubara di Kaltim Prima Coal dan Arutmin.Menurut Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi, optimisme tersebut dilatarbelakangi oleh tren permintaan batu bara yang semakin meningkat, baik di dalam maupun luar negeri. Dileep mencontohkan, terjadi lonjakan permintaan batubara di China dan India karena tingginya kebutuhan di dua negara tersebut. "Permintaannya tinggi terpacu oleh kebutuhan sektor energi. Permintaan terbesar masih datang dari China dan India," ujar Dileep kepada KONTAN, Rabu (4/1).BUMI optimistis, pada 2014 mendatang perusahaannya sudah menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di dunia. Sebab, saat ini produknya sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Filipina, dan Eropa. Catatan saja, saat ini perbandingan pasar ekspor dan lokal BUMI sekitar 20:80. Sekadar informasi, tahun 2010 dan 2011, BUMI memproduksi masing-masing 60 juta ton dan 66 juta ton batubara di Kaltim Prima Coal dan Arutmin. Tahun ini, BUMI menargetkan produksi sebanyak 75 ton -85 ton batubara. Selain itu, perusahaan juga menargetkan volume produksi melesat sampai 100 ton dan di atas 110 ton pada 2013 dan 2014. Terkait hal itu, BUMI menganggarkan capital expenditure senilai US$ 250 juta - US$ 350 juta di tahun 2012. Adapun sumber pendanaannya dari vendor dan internal dengan perbandingan berimbang. Dileep bilang, modal tersebut juga untuk operasional dan menambah peralatan yang dibeli dari Jerman.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Permintaan tinggi, BUMI targetkan jadi perusahaan batubara terbesar dunia
JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BUMI) tengah mempersiapkan diri untuk menjadi perusahaan tambang batubara terbesar dunia. Anak usaha Bumi Plc dari PT Bakrie & Brothers Tbk itu sudah menyiapkan modal untuk menaikkan volume produksi batubara di Kaltim Prima Coal dan Arutmin.Menurut Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi, optimisme tersebut dilatarbelakangi oleh tren permintaan batu bara yang semakin meningkat, baik di dalam maupun luar negeri. Dileep mencontohkan, terjadi lonjakan permintaan batubara di China dan India karena tingginya kebutuhan di dua negara tersebut. "Permintaannya tinggi terpacu oleh kebutuhan sektor energi. Permintaan terbesar masih datang dari China dan India," ujar Dileep kepada KONTAN, Rabu (4/1).BUMI optimistis, pada 2014 mendatang perusahaannya sudah menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di dunia. Sebab, saat ini produknya sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Filipina, dan Eropa. Catatan saja, saat ini perbandingan pasar ekspor dan lokal BUMI sekitar 20:80. Sekadar informasi, tahun 2010 dan 2011, BUMI memproduksi masing-masing 60 juta ton dan 66 juta ton batubara di Kaltim Prima Coal dan Arutmin. Tahun ini, BUMI menargetkan produksi sebanyak 75 ton -85 ton batubara. Selain itu, perusahaan juga menargetkan volume produksi melesat sampai 100 ton dan di atas 110 ton pada 2013 dan 2014. Terkait hal itu, BUMI menganggarkan capital expenditure senilai US$ 250 juta - US$ 350 juta di tahun 2012. Adapun sumber pendanaannya dari vendor dan internal dengan perbandingan berimbang. Dileep bilang, modal tersebut juga untuk operasional dan menambah peralatan yang dibeli dari Jerman.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News