KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citra Borneo Utama Tbk (
CBUT) melihat prospek bisnis hilir sawit semakin menjanjikan. Selain menjual produk turunan sawit seperti olein, CBUT juga mengantongi sertifikat izin edar untuk dua produk baru minyak kelapa sawitnya. Corporate Secretary PT Citra Borneo Utama Tbk Deni Agustinus menyampaikan, di tahun ini prospek bisnis Citra Borneo tetap bagus. Pasalnya, permintaan olein untuk lokal dan ekspor masih tinggi. “Sedangkan supply bahan baku, CPO, terbatas karena adanya ketentuan B35,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (7/1).
Baca Juga: Citra Borneo Utama (CBUT) Menargetkan Pendapatan dan Laba Naik Hingga 15% Deni menjelaskan, kondisi pasokan dan permintaan ini menyebabkan harga stabil dan ada kemungkinan naik lagi jika permintaan dari negara tujuan ekspor seperti China dan india meningkat menjelang perayaan dalam waktu dekat ini. Selain mengandalkan produk turunan CPO seperti olein, Citra Borneo Utama juga akan mendorong penjualan minyak goreng. Baru-baru ini, CBUT mendapatkan sertifikat izin edar untuk dua produk minyak goreng kelapa sawit barunya. Hanau dan Nuriyah Cooking Oil telah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu 208115005008 untuk produk Hanau dan 208115003008 untuk Nuriyah yang akan berlaku hingga 29 Agustus 2027. Deni menyatakan, produk minyak goreng ini akan difokuskan distribusi di dalam negeri. “Fokus kami di nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Prospek Saham Emiten Baru Masih Cerah Tapi Belum Sumringah Adapun CBUT dapat memproduksi minyak goreng sebanyak 400.958 ton dalam setahun. Direktur Utama PT Citra Borneo Utama Tbk Balakrishnan Naidu sebelumnya menyatakan, kedua produk minyak goreng sudah mendapatkan Ketetapan Halal LPPOM MUI dan Sertifikat Halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia serta sertifikat SNI 7709:2019 dari Badan Sertifikasi Independent. Untuk memberikan jaminan keamanan dan mutu produk kepada konsumen, CBUT juga telah mendapatkan sertifikat ISO Series (9001 dan 22000), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), GMP+B2, Kosher serta Halal. “Sebagai upaya dalam mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Perusahaan terus menyediakan produk minyak goreng yang telah memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi termasuk kandungan cemaran sesuai standar keamanan dan mutu produk pangan serta harga yang terjangkai bagi masyarakat,” ujarnya. Dia mengklaim seluruh aktivitas dan produk CBUT melalui praktik terbaik di industri dan standar keberlanjutan. CBUT mendukung program hilirisasi pemerintah dengan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Baca Juga: Jadi Emiten di BEI, CBUT Langung Ngebut Sebagai informasi, dalam industri refinery di Kalimantan, kapasitas produksi CBUT memberikan kontribusi sebesar 6% dari seluruh perusahaan refinery yang berada di Kalimantan. Kapasitas refinery CPO Citra Borneo Utama sebesar 2.500 ton/hari, di mana kapasitas refinery CPO di seluruh Kalimantan mencapai 41.700 ton/hari.
Sementara itu, untuk wilayah Kalimantan Tengah, kapasitas refinery CPO CBUT memberikan kontribusi sebesar 35% dari seluruh perusahaan yang memiliki refinery CPO di Kalimantan Tengah. Secara terperinci, Citra Borneo Utama memiliki pabrik refinery dan fraksinasi dengan total kapasitas sebesar 2.500 ton CPO per hari atau 850.000 ton CPO per tahun dan total kapasitas sebesar 2.500 ton RBDPO per hari atau 850.000 MT RBDPO per tahun, serta pabrik kernel crushing dengan total kapasitas sebesar 600 MT kernel per jam atau 219.000 MT kernel per tahun. CBUT juga memiliki 1 tank farm untuk kebutuhan penyimpanan bahan baku dan hasil produk dari pabrik refinery dan fraksinasi. Seluruh pabrik dan tank farm berlokasi di Jalan ASDP arah Pelabuhan Roro, Kelurahan Kumai Hulu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi