Permintaan Turun, Harga Energi Berpotensi Lanjut Tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga energi masih tertekan dalam sebulan terakhir. Lesunya harga minyak, gas alam, dan batubara akibat lemahnya permintaan dan kondisi geopolitik di Timur Tengah.

Melansir Trading Economics, hingga Senin (13/11) pada pukul 18.04 WIB harga minyak turun 9,45% secara bulanan (MoM) ke US$ 77,24/Bbl. Lalu gas alam turun 8,34% MoM ke US$ 3,19/MMBtu dan batubara turun 12,90% ke US$ 123,35/ton.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, harga energi pada umumnya tertekan oleh yang sama, yaitu penurunan pada permintaan. Lesunya permintaan yang lemah dari China seiring dengan perlambatan ekonomi melemahkan harga minyak.


"Lalu permintaan di Amerika Serikat (AS) juga turun seiring produksi yang terus meningkat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/11).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Goyah Senin (13/11), Brent ke US$81,35 dan WTI ke US$77,11

Untuk gas alam juga serupa karena antisipasi permintaan yang lebih rendah oleh ekspektasi musim dingin yang lebih hangat. Ditambah juga kapasitas penampungan gas yang sudah hampir penuh.

Kemudian untuk batubara, kata Lukman, selain didorong pelemahan harga energi pada umumnya, harganya juga tertekan akibat produksi batubara China yang terus meningkat dan akan mencapai rekor terbesar.

Research and Development ICDX Taufan Dimas Hareva menambahkan, tertekannya harga energi juga akibat situasi geopolitik. "Sentimen yang dialami oleh masing masing komoditi energi tersebut adalah kekhawatiran resiko yang diakibatkan oleh Geopolitik Timur tengah," katanya.

Dengan situasi geopolitik saat ini, kedua analis juga menilai tekanan pada harga energi masih berpotensi untuk berlanjut. Sebab, terkait fundamental ekonomi dan pasokan permintaan diperkirakan tidak akan berubah.

"Hanya faktor perang Israel-Hamas yang apabila tereskalasi yang akan berpotensi memberikan support pada harga. Namun, apabila OPEC+, Saudi dan Russia kembali memangkas produksi, setidaknya harga minyak akan terdorong naik sehingga sedikit banyak akan berimbas pada harga energi lainnya," lanjut Lukman.

Baca Juga: Harga Minyak Tertekan di Tengah Kekhawatiran Berkurangnya Permintaan AS dan China

Lukman memproyeksikan harga minyak mentah di akhir tahun berpotensi kembali ke US$ 80/Bbl - US$ 85/Bbl. Adapun support harganya berada di level US$ 75/Bbl, sehingga harga saat ini berada di level lower range.

Sementara untuk gas alam diperkirakan berada di level US$ 3/MMBtu. Sementara target harga batubara di US$ 110/ton - US$ 120/ton.

Sementara Taufan memproyeksikan support minyak mentah di US$ 68/Bbl - US$ 70/Bbl dan resistance di US$ 80/Bbl - US$ 83/Bbl. Sementara gas alam di US$ 2.700/MMBtu - US$ 2.800/MMBtu dengan resistance US$ 3.600/MMBtu - US$ 3.700/MMBtu. Adapun untuk support batubara di US$ 110/ton - US$ 115/ton dan resistance di US$ 150/ton - US$ 155/ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat