Permudah investasi, rekomendasi izin impor barang modal tidak baru akan dicoret



KONTAN.CO.ID - MALANG. Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mencoret peraturan-peraturan yang menghambat iklim investasi dan ekspor. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut, salah satu belaid itu adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait rekomendasi izin impor barang modal tidak baru. 

Enggar menilai pelonggaran kebijakan itu untuk menarik investor seiring maraknya relokasi industri di luar negeri."Kemendag diperintahkan untuk berbagai permen yang mengganggu investasi dan ekspor agar dicabut," katanya, Rabu (2/10).

Walau begitu, Enggar mengatakan ada beberapa syarat bagi perusahaan agar relaksasi impor barang modal tidak baru dapat diimplementasikan. Diantaranya adalah komitmen untuk berinvestasi di dalam negeri. 

Baca Juga: Indonesia dan China akan meningkatkan kerja sama di sektor perdagangan

Industri yang mengajukan impor dapat membuktikan bahwa impor barang modal tidak baru itu diperlukan untuk dipergunakan dalam produksi manufaktur, bukan untuk diperjualbelikan.

Selain itu, terdapat kebijakan yang akan mempermudah impor bahan baku. Hal ini diterapkan sepanjang serapan bahan aku dari dalam negeri sudah terserap. "kalau tidak ada jaminan bagaimana dia (industri) mau bikin pabrik disini. Itu akan kita relaksasi," kata Enggar.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sebanyak 33 perusahaan keluar dari China. Sebanyak 23 perusahaan memilih pindah ke Vietnam dan mendirikan bisnis di sana. Sisanya, 10 perusahaan pindah ke Malaysia, Kamboja, dan Thailand. Tidak ada satupun yang mau bergeser ke Indonesia.

Baca Juga: Mendag pastikan IA-CEPA bisa diratifikasi tahun ini

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun kecewa, padahal investasi langsung asing (FDA) merupakan kunci menjaga ekonomi Indonesia. Hal itu akan menjadi payung pengaman bagi Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Jokowi minta menteri-menteri di bawahnya mencontoh Vietnam dalam memudahkan investor asing."Kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ, dan kemungkinan bisa memayungi kita dari kemungkinan resesi global yang semakin besar juga ada di situ," tegas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .