Berawal dari hobi menyantap martabak super-tipis atau biasa disebut crepes di mal, kini Yoyok Widiartono (41) menjadi juragan crepes. Di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, ia memproduksi sendiri makanan yang berasal dari Prancis tersebut. Dari usahanya ini, kini, Yoyok bisa meraup omzet lebih dari Rp 300 juta per bulan. Baginya, bisnis makanan merupakan salah satu peluang usaha yang sangat menjanjikan saat ini. Pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah, pada 6 Juni 1971 ini, awalnya berprofesi sebagai sales marketing di sebuah perusahaan yang menjadi pemasok barang kebutuhan pokok ke sejumlah toko di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Selama menjadi sales marketing dari tahun 1993 hingga 1998, Yoyok selalu terpilih menjadi sales terbaik. "Biasanya, saya selalu mencapai target dari perusahaan," ujarnya bangga. Dari pekerjaannya ini, Yoyok mendapat inspirasi untuk membuka usaha sendiri. Sejak berhenti menjadi tenaga pemasar, ia pernah mencoba merintis pelbagai bisnis. Hingga pada tahun 2007, ia menemukan bisnis yang menurutnya pas untuk ditekuni, yakni bisnis makanan crepes. Yoyok tertarik berbisnis makanan berbahan baku utama dari terigu, telur, susu, mentega, dan garam ini, lantaran saat itu crepes hanya dijual di mal-mal. "Saya berpikir, mengapa cepres tidak dijual di tempat biasa yang bisa dijangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah," ujarnya. Tanpa ragu, Yoyok lantas merealisasikan ide bisnisnya itu. Di awal merintis usaha, ia hanya memiliki satu gerobak untuk menjajakan makanan crepes buatannya. Ternyata, makanan crepes buatannya laku keras. Hanya dalam kurun waktu beberapa bulan setelah beroperasi, Yoyok sudah bisa mengembangkan usahanya menjadi tujuh gerobak. Saat itu, Yoyok bisa meraup keuntungan bersih sebesar Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per hari. Lantaran usahanya menunjukkan kemajuan cukup pesat, pada tahun 2008, ia memperkuat usahanya dengan merek Toper Crepes di Cikampek, Jawa Barat. Agar usahanya bisa bertumbuh cepat, Yoyok mulai berpikir untuk menawarkan kemitraan. Lantaran masih awam, ia lalu belajar bagaimana cara menawarkan kemitraan. Untuk itu, Yoyok sempat mengambil beberapa tawaran bisnis waralaba dari orang lain. Setelah mempelajari cara menawarkan waralaba, ia memilih membuka tawaran kemitraan untuk bisnis Toper Crepes miliknya. Hanya dalam waktu satu tahun, Yoyok sudah memiliki 100 mitra yang tersebar hampir merata di seluruh Indonesia. Saat ini, jumlah mitra sudah mencapai 400 yang tersebar di Jabodetabek, Sumatra, Jayapura, dan Semarang. Ia pun bisa meraup omzet lebih dari Rp 300 juta per bulan. Menurut Yoyok, kunci sukses dalam menjalankan usaha terletak pada kejelian melihat peluang pasar. Rasa crepes buatan Yoyok yang berbeda-beda membuat para pelanggan memiliki banyak pilihan dan akhirnya tertarik membeli.
Setelah sukses mengembangkan sayap usaha Toper Crepes, Yoyok mendirikan usaha lain, yakni Toper The Bubble pada tahun 2009. Ia mendirikan usaha ini sebagai pendamping bisnis Toper Crepes yang hanya menjual makanan ringan. Yoyok pun kini sukses mengembangkan usaha minuman bubble ini dengan cara kemitraan. Saat ini, ada 250 mitranya yang tersebar di seluruh Indonesia. "Umumnya, saya menjual kemitraan usaha ini kepada mitra saya yang sudah menjual Toper Crepes," katanya. Karena kedua bisnis ini saling melengkapi, Yoyok bertekad terus mengembangkan varian minuman bubble, seperti halnya makanan crepes. (Bersambung) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri