JAKARTA. Gebyar perayaan Imlek atau tahun baru China kali ini memang sepintas terlihat tidak semeriah tahun lalu. Salah satu indikatornya terlihat dari penjualan pernik Imlek di daerah Glodok, Jakarta Barat. Beberapa pedagang di sentra pernik Imlek di daerah Glodok mengeluhkan minimnya stok pernik Imlek yang bisa dijual. Sebut saja lampion, pohon jeruk beserta buahnya, aneka gantungan kertas dan gambar-gambar tahun kerbau, buah dewa atau shien hauw, baju-baju Imlek
cheong sam, serta aneka permen dan manisan China.
Menurut para pedagang atribut Imlek, barang-barang tersebut tidak bisa lagi masuk ke Indonesia akibat adanya pengetatan impor produk China. Padahal pernik tersebut merupakan barang-barang yang paling dicari pembeli menjelang tahun baru oleh warga keturunan China. "Adanya pengetatan impor barang dari China ini membuat saya tidak punya banyak stok pernik Imlek yang bisa dijual. Kalau pun ada, itu stok tahun lalu," keluh Cik Elis, pemilik toko Ceria Uniq di bilangan Jalan Pancoran Glodok kepada KONTAN (16/1). Tahun lalu, omzet Cik Elis mencapai Rp 1 juta per hari. Kini, omzet tersebut turun sampai 40%. "Rata-rata pembeli menahan diri untuk membeli dekorasi Imlek secara utuh. Mereka cenderung membeli pernik Imlek untuk dekorasi tambahan saja," ujarnya. Tak hanya toko Cik Elis yang sepi pembeli. Dari hasil pantauan KONTAN, beberapa toko lainnya serta pedagang-pedagang pernik Imlek musiman sangat sedikit dijumpai di Jalan Pancoran. Bahkan, "Puncak keramaian pembelian pernik Imlek hari Sabtu minggu lalu juga tak seramai puncak pembelian Imlek tahun lalu," ujar Maryati, penjual baju-baju Imlek musiman yang mangkal di depan jalan Pancoran. Tak hanya jalan Pancoran saja yang sepi. Pasar Glodok yang terletak di sebelahnya juga minim penjual dan pembeli pernik Imlek. "Saat ini susah mencari baju Imlek China, yang banyak baju Imlek buatan lokal," ujar salah satu karyawan gerai penjual baju Imlek di Pasar Glodok.
Yang mengherankan, suasana Imlek bahkan tidak terasa di sekitar stasiun Kota. Kawasan ini terlihat gersang tanpa ada satu pun hiasan Imlek di sana. Mungkin, itu karena untuk mendapatkan hiasan dalam jumlah banyak juga sulit dilakukan saat ini akibat kebijakan pengetatan impor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie