KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengerek lagi suku bunga 25 basis poin menjadi ke level 5,25%-5,5% pada Rabu (26/7). Ini merupakan level suku bunga The Fed yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir atau sejak krisis finansial tahun 2007-2009. Inflasi AS yang masih tinggi dan belum mencapai target menjadi alasan utama The Fed menaikkan bunga lagi.
Baca Juga: The Fed Naikkan Bunga Lagi 25 Basis Poin, Tertinggi dalam 16 Tahun Berikut pernyataan lengkap The Fed mengenai kenaikan bunga dan kebijakan terbarunya yang dikutip dari website The Fed, Rabu (26/7):
Indikator terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi telah berkembang dengan kecepatan sedang. Pertambahan pekerjaan telah kuat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi tetap tinggi. Sistem perbankan AS sehat dan tangguh. Kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis cenderung membebani aktivitas ekonomi, perekrutan, dan inflasi. Tingkat efek ini masih belum pasti. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tetap sangat memperhatikan risiko inflasi. FOMC berusaha untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi pada tingkat 2% dalam jangka panjang. Untuk mendukung tujuan ini, Komite memutuskan untuk menaikkan kisaran target federal funds rate menjadi 5,25% hingga 5,5%. FOMC akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter. Dalam menentukan sejauh mana pengetatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2% dari waktu ke waktu, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan kebijakan moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan. Selain itu, Komite akan terus mengurangi kepemilikannya atas US Treasury dan utang agensi serta sekuritas yang didukung hipotek agensi, seperti yang dijelaskan dalam rencana yang diumumkan sebelumnya. Komite sangat berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target 2%. Dalam menilai sikap kebijakan moneter yang tepat, Komite akan terus memantau implikasi informasi yang masuk terhadap prospek ekonomi. Komite akan siap menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan Komite. Penilaian Komite akan mempertimbangkan berbagai informasi, termasuk pembacaan kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi dan ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan dan internasional. Pemungutan suara untuk tindakan kebijakan moneter adalah Jerome H. Powell, Ketua; John C. Williams, Wakil Ketua; Michael S. Barr; Michelle W. Bowman; Lisa D. Masak; Austan D. Goolsbee; Patrick Harker; Philip N. Jefferson; Neel Kashkari; Lorie K. Logan; dan Christopher J. Waller. Baca Juga: Wall Street: S&P dan Nasdaq Turun Seiring Hasil Big Tech, Jelang Rilis Suku Bunga AS Editor: Khomarul Hidayat