Pernyataan Powell Bikin Pasar Kripto Anjlok, Investor Nantikan Reli Sinterklas



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar kripto dihantam pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang tidak mendukung masa depan aset digital tersebut. Beberapa aset kripto utama, seperti Bitcoin (BTC), Solana (SOL), Ethereum (ETH), dan XRP, mencatatkan penurunan tajam.

Tak hanya mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%, The Fed juga membuat pernyataan kontroversial terkait kripto. Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral AS tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar dan menekankan bahwa perubahan hukum terkait aset kripto merupakan keputusan Kongres, bukan Federal Reserve.

Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, pernyataan Powell ini menegaskan bahwa bank sentral AS tidak akan terlibat dalam pembentukan cadangan Bitcoin strategis, seperti halnya cadangan emas. Langkah ini semakin memperlemah narasi bahwa Bitcoin dapat menjadi aset cadangan strategis di masa depan.


Setelah pernyataan tersebut, harga Bitcoin jatuh di bawah US$100.000, setelah sebelumnya berada di level US$108.000. Penurunan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Kripto Terus Meningkat, Bukti Ekonomi Digital Bertumbuh

‘’Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan Fed dan potensi penjualan Bitcoin oleh pemerintah AS di tengah rendahnya permintaan untuk ETF BTC-spot," kata Fyqieh dalam siaran pers, Kamis (20/12).

Mengutip Coinmarketcap, Jumat (20/12) pukul 19.00 WIB, Bitcoin telah terkoreksi 7,77% dalam 7 hari terakhir dan 9,57% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 92.576. ETH juga terpantau koreksi 20,55% dalam 7 hari dan 16.27% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 3.101.54.

Selain itu, XRP anjlok ke level US$ 1.97 yang terkoreksi 15.66% dalam 7 hari dan 18.13% dalam 24 jam terakhir. SOL juga tercatat koreksi dalam sekitar 22% dalam 7 hari terakhir dan 16.16%% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 176.37.

Fyqieh mencatat, pasar kripto saat ini berada dalam fase volatilitas tinggi, di mana keputusan kebijakan moneter memiliki dampak langsung terhadap sentimen investor. Adapun beberapa faktor utama yang akan memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek yakni aksi ambil untung investor, arus keluar ETF BTC-spot, dan efek relasional Natal.

Jika arus keluar ETF BTC-spot meningkat, hal ini dapat menciptakan kekhawatiran di kalangan investor ritel, sehingga sulit memulihkan harga Bitcoin ke level US$110.000.

‘’Di samping itu, positifnya ada tren historis menunjukkan potensi "reli Sinterklas" pada minggu menjelang dan sesudah Natal. Namun, reli ini bersifat tidak konsisten dan tergantung pada kondisi pasar secara keseluruhan,’’ sebut Fyqieh.

Baca Juga: Jerome Powell: The Fed Tidak akan Terlibat Rencana Cadangan Strategis Bitcoin Trump

Secara historis, Bitcoin telah mengalami reli Sinterklas sebanyak tujuh kali dalam sepuluh tahun terakhir, dengan keuntungan rata-rata 1,32% sebelum Natal dan 1,29% setelah Natal. Data CoinGecko melihat selama 10 tahun terakhir, Bitcoin telah mengalami efek reli Sinterklas sebanyak 7 kali dalam seminggu menjelang Natal, dan 5 kali dalam periode setelahnya.

‘’Namun meskipun potensi reli Sinterklas ada, investor perlu berhati-hati karena reli ini bukanlah pola yang konsisten. Investor sebaiknya memperhatikan data on-chain, sentimen pasar, dan kebijakan makroekonomi sebelum membuat keputusan," tutur Fyqieh.

Bagi investor, ini adalah momen untuk kembali ke pasar dengan potensi masuk ke harga yang lebih rendah, sebelum melonjak lebih tinggi. Namun, tetap waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang matang. Analisis yang cermat terhadap tren makroekonomi dan data pasar akan menjadi kunci untuk memanfaatkan peluang di tengah volatilitas pasar kripto.

Selanjutnya: Ramai Ada Pre-Order iPhone 16, Menperin: Masih Ilegal

Menarik Dibaca: Havaianas Luncurkan Kampanye Holiday On Point untuk Lengkapi Momen Liburan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih